Keputusan mengejutkan dari pemerintah Arab Saudi yang meniadakan penerbitan visa haji furoda tahun ini, menghantam para calon jemaah dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Kerugian yang ditaksir mencapai miliaran rupiah menjadi pukulan telak bagi mereka yang telah mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah haji melalui jalur non-kuota ini.
Naufal, seorang calon jemaah haji furoda, mengungkapkan bahwa dirinya dan sang istri telah menyetorkan dana ratusan juta kepada agen perjalanan sejak bulan Ramadan. Namun, hingga mendekati puncak musim haji, visa yang dinantikan tak kunjung terbit. Meskipun seluruh proses pendaftaran dan bimbingan manasik telah diikuti, kini ia hanya bisa menunggu kabar dari pihak travel dengan harapan cemas.
"Dari pihak travel belum ada kejelasan, walaupun berita simpang siur tentang visa sudah santer terdengar. Tapi mereka belum menyerah sampai tanggal 31 Mei," ujar Naufal. Jika visa tidak keluar, ia berencana mendaftar haji furoda tahun depan. Namun, ia berharap dana yang telah disetorkan dapat dikembalikan 100 persen, meskipun ia memahami jika ada potongan untuk biaya manasik dan persiapan lainnya.
Tak hanya calon jemaah, pihak travel pun meradang. Persiapan akomodasi yang telah dilakukan jauh-jauh hari kini berpotensi menjadi kerugian besar. Banyak travel yang telah membayar layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, dengan asumsi visa furoda akan terbit seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Banyak travel yang sudah memasukkan data dan membayar layanan Masa’ir, tapi visanya malah tidak jadi," ungkap seorang perwakilan dari asosiasi penyelenggara haji dan umrah.
Selain itu, travel juga telah memesan tiket pesawat dan hotel dengan harga yang melonjak tinggi. Bahkan, beberapa travel telah membawa jemaahnya ke Jakarta, berharap visa akan turun di menit-menit terakhir. Namun, harapan tersebut pupus seiring dengan tidak adanya visa yang diterbitkan.
Kerugian yang dialami pihak travel diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, bahkan bisa mencapai miliaran bagi travel yang memiliki lebih dari 50 jemaah.
Meskipun demikian, Menteri Agama menyatakan bahwa pihaknya masih berupaya agar visa furoda dapat diterbitkan. "Kita lagi menunggu Saudi. Itu kan di luar kewenangan kami ya. Tapi kami akan bantu, insyaallah," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa sebagian jemaah furoda ada yang sudah mendapatkan visa, namun masih ada daftar tunggu yang belum keluar.
Pemerintah terus melakukan komunikasi intensif dengan otoritas Arab Saudi, meskipun prosesnya tidak mudah. Kepastian mengenai tidak adanya penerbitan visa furoda tahun ini diperkuat dengan konfirmasi langsung ke sistem elektronik Masar Nusuk.