Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menghadapi peningkatan signifikan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada musim hujan tahun ini. Data dari Dinas Kesehatan setempat menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan.
Hingga 23 Mei 2025, tercatat 463 kasus DBD dengan 7 kematian. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana terdapat 444 kasus. Anak-anak usia 6 hingga 14 tahun menjadi kelompok usia yang paling rentan terinfeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Curah hujan tinggi menciptakan lingkungan ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Genangan air menjadi tempat nyamuk bertelur, meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air.
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencegah penyebaran DBD. Peningkatan kasus DBD tidak hanya disebabkan oleh cuaca ekstrem, tetapi juga dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, perilaku masyarakat, perubahan iklim, dan akses terbatas terhadap air bersih.
Masyarakat diajak untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mendukung program "1 Rumah 1 Jumantik" sebagai upaya deteksi dini keberadaan jentik nyamuk di lingkungan masing-masing. Apabila ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Pencegahan dan kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam menekan penyebaran penyakit ini.