Waspada Tripledemic: RSV Lebih Ganas dari Covid-19, Lansia Paling Rentan

Kabar buruk menghampiri dunia kesehatan. Selain Covid-19 dan Influenza yang masih menjadi ancaman, kini muncul Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang membentuk "tripledemic" bersamaan. Ironisnya, RSV memiliki tingkat keparahan klinis yang lebih tinggi dibandingkan Covid-19 dan Influenza. Angka rawat inap pasien RSV pun lebih tinggi dibandingkan kedua virus tersebut.

RSV adalah virus pernapasan yang sangat menular, bahkan lebih mudah menular dari Covid-19. Gejalanya menyerupai influenza, seperti pilek, batuk, demam, sakit tenggorokan, bersin, sakit kepala, dan kesulitan bernapas. Sulitnya membedakan gejala RSV dari virus pernapasan lainnya membuat diagnosis seringkali terlambat.

Populasi lansia menjadi kelompok yang paling rentan terhadap infeksi RSV. Di Indonesia, jumlah lansia diproyeksikan akan terus meningkat, mencapai 14,6% dari total populasi pada tahun 2030. Lansia dengan penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan penyakit paru-paru memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi berat akibat RSV. Infeksi RSV pada lansia dapat menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis, bahkan berujung pada kematian.

RSV menyebar melalui batuk, bersin, atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, serta menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus. Sayangnya, hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk RSV.

Pencegahan menjadi kunci utama. Menjaga kebersihan, seperti menutup mulut saat batuk atau bersin, mencuci tangan secara teratur, dan membersihkan permukaan yang sering disentuh, sangat penting. Penggunaan masker dan menjaga jarak fisik juga efektif mencegah penularan.

Mengingat gejala RSV yang sulit dibedakan dari infeksi pernapasan lain dan belum adanya pengobatan spesifik, vaksinasi menjadi solusi terbaik untuk melindungi individu berisiko, terutama lansia, dari infeksi RSV.

Diperkirakan jutaan kasus infeksi RSV akan terjadi di Asia Tenggara dalam beberapa tahun mendatang. Indonesia juga diprediksi akan mengalami peningkatan kasus yang signifikan. Oleh karena itu, peningkatan edukasi untuk mencegah penyebaran infeksi RSV menjadi sangat krusial. Masyarakat diimbau untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan guna menentukan langkah pencegahan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu.

Scroll to Top