Waspada! Perokok Pasif Sama Bahayanya dengan Perokok Aktif

Perokok pasif seringkali dianggap tidak berisiko sebesar perokok aktif. Namun, faktanya, menghirup asap rokok dari lingkungan sekitar sama berbahayanya dan dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius.

Spesialis paru mengingatkan bahwa paparan asap rokok bagi perokok pasif dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang mengkhawatirkan, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker paru-paru, infeksi saluran pernapasan (terutama pada anak-anak), asma, alergi, dan bahkan meningkatkan risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS).

Setiap tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia, sebuah momen penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya tembakau dan mengajak masyarakat menciptakan lingkungan bebas asap rokok.

Zat-zat berbahaya dalam rokok dapat merusak berbagai sistem organ vital dalam tubuh, mulai dari sistem pernapasan, kardiovaskular, saraf pusat, mata, hingga kulit. Paru-paru adalah organ yang paling rentan terhadap dampak buruk merokok. Paparan asap rokok secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada alveoli dan memicu Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) seperti emfisema dan bronkitis kronis. Risiko kanker paru-paru juga meningkat secara signifikan pada perokok aktif maupun pasif.

Selain itu, merokok juga meningkatkan risiko infeksi seperti tuberkulosis (TBC) dan pneumonia. Penumpukan tar pada paru-paru secara bertahap menghambat fungsi pernapasan.

Nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, memaksa jantung bekerja lebih keras dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, infark miokardium, dan stroke. Proses aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah akibat pembentukan plak pada dinding arteri, juga dipercepat oleh kebiasaan merokok.

Nikotin memiliki sifat adiktif yang kuat dan mempengaruhi kimia otak. Penurunan aliran darah serebral akibat penyempitan pembuluh darah dapat mengganggu fungsi kognitif dan meningkatkan kerentanan terhadap stroke.

Merokok dalam jangka panjang dapat mempengaruhi penglihatan dan saraf optik, menyebabkan gangguan seperti glaukoma, katarak, dan degenerasi makula.

Dampak lain dari merokok adalah mempercepat penuaan kulit melalui kerusakan serat kolagen dan elastin. Akibatnya, kulit kehilangan elastisitas, menjadi lebih keriput, tampak kusam, dan mengalami penurunan kemampuan regenerasi. Proses penyembuhan luka pada perokok juga cenderung lebih lambat.

Scroll to Top