Merokok masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Data terbaru menunjukkan angka perokok aktif masih tinggi, termasuk di kalangan remaja. Rokok, dengan kandungan nikotin, menciptakan ketergantungan yang sulit dihentikan.
Selain tembakau dan nikotin, rokok mengandung bahan tambahan seperti zat pengawet, perasa, dan berbagai bahan kimia yang dirancang untuk membuat asap terasa halus di tenggorokan. Teknologi ini justru menjebak konsumen, terutama generasi muda, dengan rasa yang menarik seperti buah-buahan atau kopi. Padahal, kandungan berbahaya tetap sama.
Tahun 2025, isu ini akan menjadi fokus utama dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema tentang taktik industri rokok dalam menarik konsumen, khususnya melalui produk tembakau dan nikotin.
Bahaya merokok tidak hanya mengancam perokok aktif, tetapi juga perokok pasif. Asap rokok yang terhirup oleh orang lain sama berbahayanya, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak. Anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko mengalami infeksi saluran pernapasan, dan bagi penderita asma, asap rokok dapat memicu serangan.
Tragisnya, tradisi kunjungan bayi baru lahir seringkali diwarnai dengan kebiasaan merokok di ruangan yang sama dengan bayi. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan bayi harus dirawat intensif.
Penelitian menunjukkan bahwa perokok pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru dibandingkan mereka yang tidak terpapar. Bahkan, paparan asap rokok secara signifikan meningkatkan risiko stunting pada anak-anak.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan, seperti kawasan tanpa rokok (KTR) dan desa tanpa asap rokok. Tujuannya adalah untuk melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok.
Bagi perokok aktif yang ingin berhenti, bantuan dari tenaga kesehatan sangat diperlukan. Nikotin menyebabkan ketergantungan, sehingga dukungan dari luar sangat penting selain motivasi dari diri sendiri. Aplikasi kesehatan digital juga bisa menjadi solusi untuk membantu proses berhenti merokok.
Banyak orang telah berhasil berhenti merokok karena berbagai alasan, seperti masalah kesehatan, kondisi orang tersayang, atau motivasi untuk hidup lebih sehat. Berhenti merokok adalah langkah terbaik untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari bahaya rokok. Lakukan secara bertahap, namun dengan komitmen yang kuat.