Ceres: Planet Kerdil Paling Dekat dengan Bumi yang Menyimpan Misteri Air

Sejak ditemukan pada tahun 1801, Ceres telah menjadi pusat perhatian para ilmuwan. Kedekatannya dengan Bumi dibandingkan planet kerdil lain menjadi daya tarik utama.

Mengenal Lebih Dekat Ceres: Fakta dan Ciri Khas

Ceres, satu-satunya planet kerdil di tata surya bagian dalam, memiliki wujud berbatu dan ber-es dengan diameter sekitar 950 km. Ia merupakan planet kerdil terkecil, namun massanya mencakup sepertiga dari seluruh massa sabuk asteroid yang terletak antara Mars dan Jupiter. Permukaannya diduga memiliki campuran air es dan berbagai mineral terhidrasi seperti karbonat dan lempung.

Ceres: Asteroid Raksasa yang Naik Status

Awalnya dianggap sebagai asteroid terbesar, Ceres kemudian diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Ditemukan oleh Giuseppe Piazzi, benda langit ini dinamai Ceres Ferdinandea. Diameter Ceres sekitar 476 kilometer dan menyumbang sekitar 25% massa sabuk asteroid utama.

Keunikan Ceres terletak pada kandungan airnya yang melimpah, bahkan diperkirakan lebih banyak dari Bumi. Sekitar 25% volumenya terdiri dari es. Ceres mengorbit Matahari dari jarak 2,8 AU dengan periode revolusi 4,6 tahun dan rotasi 9 jam.

Struktur internal Ceres menyerupai planet batuan, dengan inti padat, mantel es, dan kerak berbatu. Permukaannya mengandung garam seperti magnesium sulfat. Kawah Occator menjadi sorotan karena endapan garam terang (Cerealia Facula dan Vinalia Faculae) yang berasal dari air asin bawah tanah yang menguap.

Ceres juga memiliki atmosfer tipis dan diduga masih memiliki aktivitas hidrotermal. Kawah di kutubnya yang selalu gelap dapat menyimpan es air dalam jangka waktu yang lama. Sejak 2006, Ceres resmi menjadi planet kerdil menurut Persatuan Astronomi Internasional. Misi Dawn NASA mengindikasikan bahwa aktivitas geologis di Ceres mungkin masih berlangsung, menjadikannya objek penting untuk memahami evolusi tata surya.

Fakta Menarik Planet Ceres

Penemuan Berkat Rumus Matematika

Meski sempat menghilang, Ceres ditemukan kembali berkat perhitungan matematika Carl Friedrich Gauss. Rumus ini juga membantu penemuan asteroid lainnya. Awalnya diklasifikasikan sebagai planet, Ceres kemudian berubah status menjadi asteroid karena banyaknya objek di sabuk asteroid. Pada tahun 2006, statusnya kembali berubah menjadi planet kerdil.

Lokasi Strategis di Sabuk Kuiper

Ceres merupakan planet kerdil yang paling dekat dengan Matahari dan Bumi, terletak di sabuk kuiper antara orbit Mars dan Jupiter. Dengan diameter 950 km, Ceres adalah objek terbesar di sabuk asteroid dan menyumbang sepertiga dari massa sabuk asteroid, yaitu 9.4 x 1020 kg.

Tidak Memiliki Satelit Alami

Dari kelima planet kerdil di tata surya, hanya Ceres yang tidak memiliki bulan. Berbeda dengan Eris, Haumea, Makemake, dan Pluto yang memiliki satelit. Ceres membutuhkan 1680 hari (4,5 tahun Bumi) untuk mengorbit Matahari dan memiliki periode rotasi hanya 9 jam 4 menit.

Nama yang Berakar dari Mitologi Romawi

Seperti objek angkasa lain, nama Ceres diambil dari mitologi Romawi. Piazzi menamainya Ceres, dewi panen dan jagung Romawi, yang juga dikenal sebagai dewi pelindung Sisilia.

Bentuk Bulat yang Unik

Berbeda dengan asteroid lain yang tidak beraturan, Ceres memiliki bentuk bulat. Gravitasi Ceres cukup kuat untuk membentuknya menjadi bola penuh. Bentuk bulat ini mengindikasikan bahwa Ceres memiliki inti berbatu, mantel es, atau bahkan air di bawah permukaan dan lapisan atas berdebu.

Kandungan Air yang Melimpah Ruah

Misi Dawn pada tahun 2015 menemukan kawah beku di Ceres. Geyser uap menandakan keberadaan laut atau samudera di bawah permukaan. Ceres juga memiliki gunung setinggi 6 km. Diduga, Ceres memiliki cadangan air hingga 200 juta kilometer kubik, melebihi jumlah air tawar di Bumi.

Fakta-fakta ini memberikan gambaran detail tentang bentuk dan karakteristik Ceres. Dengan kandungan air yang melimpah, para ilmuwan terus mencari tahu apakah kehidupan mungkin ada di planet kerdil ini.

Scroll to Top