Para ilmuwan telah membuat terobosan signifikan dengan berhasil mereplikasi kondisi yang mungkin melahirkan makhluk hidup pertama di planet Bumi. Penelitian ini berfokus pada peran RNA (asam ribonukleat) sebagai pembawa materi genetik utama sebelum kemunculan DNA dan protein.
Pada masa awal kehidupan, RNA diyakini berperan penting dalam replikasi materi genetik. Namun, struktur RNA yang cenderung membentuk heliks ganda seringkali menghambat proses replikasi tersebut. Dua untai RNA yang saling terikat kuat sulit untuk dipisahkan dan disatukan kembali dengan cepat, sehingga proses penyalinan terhambat.
Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti menggunakan blok pembangun RNA yang terdiri dari tiga huruf atau ‘triplet’ dalam lingkungan air. Dengan menambahkan asam dan panas, heliks ganda RNA berhasil dipisahkan. Kemudian, larutan tersebut dinetralkan dan dibekukan. Di celah-celah cairan di antara kristal es, blok-blok pembangun triplet melapisi untaian RNA, mencegahnya menyatu kembali dan memungkinkan replikasi.
Proses pencairan dan pembekuan yang berulang, yang meniru perubahan pH dan suhu alami, memungkinkan RNA untuk terus bereplikasi. Replikasi berkelanjutan ini berlangsung cukup lama sehingga RNA dapat mengembangkan fungsi biologis dan berperan penting dalam asal usul kehidupan.
Peneliti mengungkapkan bahwa kondisi lingkungan yang diciptakan dalam penelitian ini menyerupai kolam atau danau air tawar, terutama di area panas bumi di mana panas dari dalam bumi mencapai permukaan. Lingkungan ini menyediakan kondisi ideal bagi replikasi RNA. Namun, replikasi ini tidak mungkin terjadi di air asin karena berbagai faktor.
Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang asal usul kehidupan dan peran penting RNA dalam evolusi makhluk hidup pertama di Bumi. Dengan terus mempelajari kondisi lingkungan purba dan mekanisme replikasi RNA, para ilmuwan berharap dapat mengungkap misteri kehidupan dan memahami bagaimana kehidupan pertama kali muncul di planet kita.