WASHINGTON – Kabar baik bagi pasien kanker payudara! Pengobatan eksperimental yang dikembangkan oleh Pfizer dan Arvinas menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam menunda perkembangan penyakit, khususnya pada pasien dengan mutasi gen tertentu.
Dalam uji coba yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology di Chicago, obat eksperimental bernama vepdegestrant menunjukkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan obat standar AstraZeneca, Faslodex.
Uji coba tersebut menemukan bahwa vepdegestrant secara signifikan memperpanjang kelangsungan hidup tanpa perkembangan penyakit (progression-free survival) pada pasien dengan mutasi ESR1, mencapai lima bulan dibandingkan dengan hanya dua bulan dengan Faslodex.
Meskipun hasil awal penelitian menunjukkan manfaat vepdegestrant pada pasien dengan mutasi tertentu, data yang lebih rinci mengungkapkan bahwa obat ini juga meningkatkan kelangsungan hidup pada kelompok pasien yang lebih luas, yaitu selama 3,8 bulan dibandingkan dengan 3,6 bulan untuk Faslodex.
Studi tahap akhir ini melibatkan 624 pasien yang sebelumnya telah diobati dengan jenis kanker payudara yang mencakup hampir 70% dari semua kasus kanker payudara.
Salah satu peneliti studi ini menekankan keunggulan vepdegestrant dalam kemudahan penggunaan. Obat ini diberikan secara oral, berbeda dengan Faslodex yang harus disuntikkan ke dalam otot.
Vepdegestrant termasuk dalam kategori obat baru yang disebut PROTAC ER degraders. Obat ini bekerja dengan memanfaatkan sistem pembuangan protein alami tubuh untuk secara khusus menargetkan dan menghancurkan protein yang memacu pertumbuhan tumor.
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum pada wanita di AS, dengan menyumbang sekitar sepertiga dari semua kasus kanker baru setiap tahun.
Saat ini, terdapat beberapa perawatan yang disetujui untuk jenis kanker payudara stadium lanjut ini, termasuk obat-obatan dari Eli Lilly, Pfizer, dan Novartis.
Analis memprediksi bahwa vepdegestrant berpotensi mencapai penjualan puncak sebesar $576 juta pada tahun 2032.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa Arvinas sebelumnya mengumumkan bahwa mereka tidak akan melanjutkan dua penelitian tahap akhir yang direncanakan untuk obat ini.