Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, di penghujung Mei 2025 dilanda duka mendalam akibat longsor dahsyat di tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Bencana yang terjadi pada Jumat, 30 Mei itu, mengakibatkan belasan nyawa melayang dan sejumlah lainnya terluka. Video yang beredar luas menunjukkan detik-detik mengerikan saat material tanah dan batu dari ketinggian sekitar 200 meter longsor, menimbun pekerja, kendaraan, dan alat berat.
Gunung Kuda, selain menyimpan tragedi, ternyata menyimpan nilai sejarah yang kaya. Menurut Nana Rohmana, seorang pemerhati sejarah dari Majalengka, nama Gunung Kuda berasal dari masa lalu ketika kawasan tersebut menjadi tempat peristirahatan pasukan Kesultanan Cirebon dan Demak sebelum menyerang Rajagaluh. Pasukan mengikat kuda mereka di gunung ini, sehingga dinamakan Gunung Kuda. Peristiwa ini diperkirakan terjadi pada abad ke-16, sekitar tahun 1528, saat Cirebon dengan bantuan Demak berhasil menaklukkan Rajagaluh. Kemenangan ini menjadi titik penting dalam penyebaran kekuasaan Kesultanan Cirebon di Jawa Barat.
Selain nilai sejarah kerajaan, Gunung Kuda juga menyimpan kekayaan geologi yang menarik. Pada masa kolonial Belanda, seorang dokter bernama Von Koenigswald menemukan banyak fosil laut di gunung ini, jauh dari lautan. Fosil-fosil ini tersebar di berbagai titik, menjadikan lokasi ini dikenal sebagai ‘lumbung fosil’. Koenigswald meyakini batuan di Gunung Kuda berasal dari dasar laut jutaan tahun lalu, sehingga mengandung unsur kapur dan terasa lebih halus dibandingkan batuan pegunungan biasa.
Gunung Kuda merupakan bagian dari gugusan Gunung Koromong, yang terdiri dari gunung-gunung kecil seperti Gunung Bendera, Gunung Kerud, dan Gunung Goong. Nama Koromong sendiri merujuk pada bentuk gugusan gunung yang menyerupai alat musik gong kecil, bagian dari gamelan.
Sementara itu, tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban yang tertimbun. Pada Minggu, 1 Juni, tim berhasil menemukan satu lagi korban bernama Nalu Sanjaya. Hingga saat berita ini ditulis pada Minggu siang, total korban tewas yang telah ditemukan mencapai 18 orang. Tim SAR masih terus melakukan pencarian terhadap tujuh korban lainnya yang diperkirakan masih tertimbun material longsoran.