Cantika Abigail Ungkap Perjuangan 14 Tahun Melawan Autoimun Psoriasis

Penyanyi berbakat, Cantika Abigail, telah berjuang melawan autoimun psoriasis selama 14 tahun terakhir. Diagnosis ini diterimanya saat berusia 17 tahun, menandai awal perjalanan panjang dalam mengelola kondisi kulit ini.

Cantika menduga stres menjadi faktor pemicu utama munculnya psoriasis. Masa awal perkuliahan di jurusan musik, yang ternyata lebih menantang dari yang dibayangkan, menjadi titik awal munculnya gejala. Tekanan akademik dan adaptasi dengan lingkungan baru membuatnya merasa tertekan.

Gejala awal yang dirasakan Cantika adalah rasa gatal hebat di kulit kepala, terutama pada malam hari. Gatal ini begitu intens hingga menyebabkan perih saat keramas di pagi hari. Awalnya, ia salah mendiagnosis kondisinya sendiri.

Setelah berkonsultasi dengan dokter, Cantika terkejut saat didiagnosis psoriasis, penyakit yang belum pernah didengarnya sebelumnya. Psoriasis menyebabkan pertumbuhan kulit yang terlalu cepat, berbeda dengan pergantian kulit normal. Kondisi ini bisa kambuh dalam jangka waktu yang tidak bisa diprediksi.

Perawatan yang dijalani Cantika meliputi terapi sinar, obat-obatan, krim, hingga akhirnya injeksi. Injeksi menjadi pilihan terakhir karena penyebaran psoriasis yang sudah meluas dan tidak lagi merespon pengobatan sebelumnya. Keterbatasan akses terhadap pengobatan, terutama injeksi yang membutuhkan suhu khusus, menjadi tantangan tersendiri.

Saat psoriasis kambuh, kulit Cantika terasa gatal, kering, dan mengelupas. Gejala ini bisa muncul di seluruh tubuh, termasuk wajah. Stres, kurang istirahat, dan pola makan yang tidak sehat, termasuk konsumsi alkohol, memperburuk kondisi kulitnya.

Menariknya, Cantika merasa bahwa menjadi seorang vegan sangat membantu dalam mengelola psoriasis. Ia sangat merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi daging merah, produk susu, dan gluten. Pola makan sehat ini membantu menenangkan peradangan dan mengurangi frekuensi kekambuhan psoriasis.

Scroll to Top