Jakarta – Uni Eropa (UE) menunjukkan kekesalannya atas kebijakan Presiden Donald Trump yang menggandakan tarif impor baja. Langkah ini memicu reaksi keras dari Benua Biru, yang tengah mempersiapkan tindakan balasan terhadap tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS.
Sebagai salah satu eksportir baja utama, aliansi yang terdiri dari 27 negara anggota itu menyatakan bahwa keputusan Trump berpotensi merusak upaya negosiasi yang sedang berlangsung dalam isu perang dagang.
"Kami sangat menyesalkan kenaikan tarif impor baja dari AS menjadi 50% dari sebelumnya 25%. Keputusan ini menambah ketidakpastian bagi perekonomian global dan meningkatkan biaya bagi konsumen serta bisnis di kedua sisi Atlantik," demikian pernyataan juru bicara UE.
UE menegaskan kesiapannya untuk memberlakukan tindakan balasan sebagai respons terhadap kenaikan tarif terbaru dari AS. Sebelumnya, UE telah menangguhkan tindakan balasan pada 14 April lalu demi memberikan ruang bagi negosiasi. Namun, mereka siap mengaktifkan kembali tindakan tersebut jika tidak ada solusi yang dapat diterima bersama.
Tidak hanya UE, serikat pekerja baja Kanada, United Steelworkers (USW), juga mengecam kebijakan Trump. Mereka menyebutnya sebagai serangan langsung terhadap industri dan pekerja Kanada.
"Ribuan pekerjaan di Kanada yang bergantung pada baja dan aluminium terancam," kata Marty Warren, Direktur Nasional United Steelworkers Kanada. "Kanada perlu segera merespons dengan tegas untuk melindungi para pekerja."
Trump mengumumkan rencananya untuk menggandakan tarif impor baja menjadi 50% yang mulai berlaku pada 4 Juni. Kebijakan ini diprediksi akan meningkatkan tekanan pada produsen yang mengandalkan logam industri dalam proses produksinya.
Pengumuman tersebut disampaikan pada rapat umum US Steel di Pennsylvania, menyusul isyarat Trump sebelumnya mengenai persetujuan kesepakatan antara Nippon Steel dan US Steel.