Protein penting untuk membangun otot, memperbaiki jaringan, dan mendukung penurunan berat badan. Tubuh memerlukan protein untuk memproduksi enzim dan hormon, termasuk hormon pertumbuhan. Namun, konsumsi protein berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan asupan protein harian yang berbeda-beda, tergantung usia dan jenis kelamin. Contohnya, anak-anak usia 1-6 tahun membutuhkan 20-25 gram, remaja 60-75 gram, dan orang dewasa 50-70 gram. Lalu, apa saja efek samping jika kita mengonsumsi protein terlalu banyak?
1. Batu Ginjal
Konsumsi protein berlebih, terutama dari sumber hewani, dapat membebani ginjal dan meningkatkan risiko batu ginjal. Protein meningkatkan kadar kalsium dan oksalat dalam urine, yang dapat memicu pembentukan batu ginjal.
2. Penyakit Jantung
Protein hewani dari daging merah, daging berlemak, dan jeroan mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.
3. Risiko Kanker Meningkat
Penelitian menunjukkan bahwa asupan protein tertentu yang tinggi, khususnya daging merah dan olahan, dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, payudara, dan prostat. Seimbangkan dengan protein nabati untuk mengurangi risiko.
4. Bau Mulut
Diet tinggi protein dan rendah karbohidrat dapat menyebabkan bau mulut. Ketika tubuh memecah lemak untuk energi karena kekurangan karbohidrat, dihasilkan keton yang menyebabkan bau mulut tidak sedap. Atasi dengan minum banyak air dan pola makan seimbang.
5. Berat Badan Naik
Diet tinggi protein mungkin efektif untuk menurunkan berat badan dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, kelebihan protein dapat disimpan sebagai lemak, sehingga justru meningkatkan berat badan. Pada atlet, massa otot dapat meningkat dan menyebabkan berat badan bertambah.
6. Osteoporosis
Protein dan kalsium dibutuhkan untuk tulang yang kuat. Kelebihan protein dapat menyebabkan tubuh membuang lebih banyak kalsium. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan tulang keropos dan meningkatkan risiko osteoporosis.
Pilihlah sumber protein yang bervariasi, baik hewani (ikan) maupun nabati (kacang-kacangan). Jaga pola makan sehat dan bergizi. Jika ragu atau memiliki kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan dokter mengenai asupan protein yang tepat.