Iran Desak Jaminan Pencabutan Sanksi dari AS dalam Perundingan Nuklir

Teheran – Pemerintah Iran mendesak Amerika Serikat untuk memberikan kepastian resmi terkait pencabutan sanksi yang selama ini diterapkan terhadap negara tersebut. Permintaan ini muncul di tengah berlangsungnya perundingan antara kedua negara mengenai program nuklir Iran.

"Kami membutuhkan jaminan bahwa sanksi-sanksi tersebut benar-benar dicabut," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, dalam sebuah konferensi pers di Teheran.

Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, pihak Amerika Serikat belum memberikan kejelasan mengenai isu penting ini. Pernyataan Baqaei muncul sehari setelah laporan PBB mengungkap bahwa Iran telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga mencapai 60 persen, mendekati level 90 persen yang dibutuhkan untuk pembuatan senjata nuklir.

Utusan AS dalam perundingan nuklir dengan Iran, Steve Witkoff, sebelumnya menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump akan menentang segala aktivitas pengayaan uranium oleh Iran. "Program pengayaan tidak akan pernah ada lagi di Iran. Itu adalah garis merah kami. Tidak ada pengayaan," tegas Witkoff.

Iran sendiri menegaskan akan terus melanjutkan pengayaan uranium "dengan atau tanpa kesepakatan" terkait program nuklirnya.

Laporan media AS menyebutkan bahwa AS telah mengajukan proposal kepada Iran untuk kesepakatan nuklir, yang dianggap Gedung Putin "dapat diterima" dan "kepentingan terbaik" untuk disetujui. Proposal tersebut menyerukan Iran untuk menghentikan semua pengayaan dan mengusulkan pembentukan kelompok regional untuk menghasilkan tenaga nuklir.

Iran dan AS telah melakukan lima putaran perundingan nuklir dengan tujuan mencapai perjanjian baru yang menggantikan kesepakatan dengan negara-negara besar yang ditinggalkan oleh Trump pada tahun 2018.

Scroll to Top