Kota Mataram mencatat angka yang cukup tinggi untuk kasus Tuberkulosis (TBC). Sepanjang tahun 2024, ditemukan 2.087 kasus, dan hingga April 2025, tercatat 698 kasus baru. Pihak Dinas Kesehatan Kota Mataram menjelaskan bahwa tingginya angka ini adalah cerminan dari sistem skrining yang aktif dan pelaporan yang baik.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram mengungkapkan bahwa posisi strategis kota sebagai pusat rujukan kesehatan berkontribusi besar pada tingginya angka penemuan kasus TBC. Hal ini menunjukkan bahwa upaya skrining berjalan efektif dan fasilitas kesehatan yang ada mampu mendukung identifikasi kasus secara optimal.
Data menunjukkan adanya tren yang signifikan. Pada tahun 2024, tercatat 2.087 kasus, sementara hingga bulan April 2025, sudah ada 698 kasus yang ditemukan.
Setelah pasien terdiagnosis TBC, penanganan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Pasien dengan kondisi akut akan dirawat di rumah sakit, kemudian dirujuk ke puskesmas untuk melanjutkan pengobatan minimal selama enam bulan.
Pengobatan TBC membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal enam bulan, dengan evaluasi berkala. Oleh karena itu, fasilitas kesehatan primer dan lanjutan dilibatkan secara aktif dalam proses penanganan.
Dinas Kesehatan terus melakukan rekapitulasi data TBC untuk tahun 2025 melalui Sistem Tuberkulosis (STB), sebuah sistem pelaporan kasus TBC nasional. Data ini diperbarui secara berkala.
Penyebab utama TBC adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Namun, faktor risiko seperti daya tahan tubuh yang lemah, kebiasaan merokok, dan kondisi lingkungan yang buruk dapat mempercepat penyebaran penyakit ini.
Pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat sangat ditekankan. Kebiasaan batuk tidak ditutup, membuang dahak sembarangan, serta lingkungan padat dan tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik dapat meningkatkan risiko penyebaran TBC.
Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap gejala TBC, terutama batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu. Jika mengalami gejala seperti flu yang tidak kunjung sembuh, apalagi disertai batuk yang lama, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan. Penggunaan masker juga sangat disarankan saat sedang sakit.
Pria memiliki risiko lebih tinggi terkena TBC dibandingkan wanita, terutama jika memiliki kebiasaan merokok. Sosialisasi dan edukasi terus dilakukan oleh petugas kesehatan kepada masyarakat yang datang dengan keluhan pernapasan.