Serangan Drone Ukraina Hantam Pangkalan Udara Rusia, Putin Bungkam

Gelombang serangan drone Ukraina menghantam lima pangkalan udara Rusia dalam satu hari, membuat Presiden Vladimir Putin tetap diam. Serangan berani ini dilaporkan mengakibatkan kerusakan atau kehancuran 41 pesawat Rusia, termasuk pembom nuklir.

Operasi yang diberi nama sandi "Jaring Laba-laba" ini menimbulkan kerugian yang diperkirakan mencapai USD7 miliar bagi Rusia. Para ahli menilai serangan ini sebagai tamparan keras bagi Putin, bahkan menyamakannya dengan "Pearl Harbor Rusia."

Beberapa analis Rusia berspekulasi bahwa tanggapan nuklir bisa menjadi opsi balasan yang dipertimbangkan Putin. Perhatian kini tertuju pada respons Moskow, terutama menjelang pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul untuk mencari solusi perdamaian.

Serangan Ukraina ini dibandingkan dengan serangan Jepang ke Pearl Harbor pada tahun 1941, menyoroti betapa terkejutnya Rusia. Kegagalan Rusia dalam melindungi infrastruktur militernya hingga ke Siberia menjadi sorotan, memicu kritik dari para blogger militer pro-Rusia dan beberapa pejabat.

Operasi "Jaring Laba-laba" yang dilaporkan telah direncanakan selama 18 bulan, menargetkan Pangkalan Udara Belaya di Oblast Irkutsk, serta Pangkalan Udara Olenya di Oblast Murmansk, Pangkalan Udara Dyagilevo di Oblast Ryazan, dan Pangkalan Udara Ivanovo di Oblast Ivanovo.

Serangan ini dilaporkan menghantam 41 pesawat Rusia, termasuk pesawat peringatan dini dan kontrol udara A-50, serta pembom strategis Tupolev Tu-95 dan Tu-22M3.

Sebagai tanggapan, Ukraina mengklaim bahwa serangan drone telah menghancurkan lebih dari sepertiga armada pesawat strategis Rusia.

Para ahli berpendapat bahwa Rusia kemungkinan akan menekankan risiko eskalasi yang tidak terkendali dalam pesannya kepada Barat, dan berupaya meyakinkan Amerika Serikat untuk mengendalikan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan drone Ukraina menyebabkan beberapa pesawat terbakar, tetapi menegaskan bahwa semua serangan terhadap pangkalan di Ivanovo dan Ryazan berhasil ditangkis.

Analis berpendapat bahwa Rusia kemungkinan akan meremehkan signifikansi serangan tersebut agar tidak mengakui kemunduran. Sementara itu, keberhasilan taktis Ukraina ini bisa berarti Moskow tidak memiliki insentif lagi untuk menyetujui gencatan senjata, dan kemungkinan akan melanjutkan serangan rudal terhadap infrastruktur Ukraina.

Scroll to Top