Pertanyaan tentang akhir kehidupan di Bumi semakin relevan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kesadaran akan perubahan iklim. Meskipun kita menikmati peradaban modern, para ilmuwan sepakat bahwa planet ini akan mencapai titik akhir.
Aktivitas manusia telah berdampak besar pada lingkungan. Emisi gas rumah kaca menyebabkan Bumi memanas, memicu krisis iklim global, bencana alam yang lebih dahsyat, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Banyak spesies terancam punah.
Penelitian menunjukkan bahwa tekanan aktivitas manusia tidak hanya mengurangi jumlah spesies, tetapi juga mengubah struktur komunitas biologis dalam ekosistem. Ini adalah indikasi ketidakseimbangan alam yang serius.
Diprediksi dalam 250 juta tahun mendatang, Bumi akan mengalami pemanasan ekstrem. Konsentrasi karbon dioksida bisa berlipat ganda, dan sinar matahari akan lebih kuat. Sebagian besar daratan akan menjadi zona tropis dengan suhu ekstrem, antara 40 hingga 70 derajat Celsius, dan kelembapan tinggi. Kondisi ini akan membuat manusia dan mamalia sulit bertahan hidup.
Penelitian lain mengungkapkan bahwa atmosfer Bumi akan mengalami transformasi besar dalam satu miliar tahun mendatang. Saat Matahari memanas, karbon dioksida akan diserap oleh batuan, menghentikan fotosintesis tumbuhan. Akibatnya, kadar oksigen di atmosfer akan menyusut drastis, bahkan jutaan kali lebih rendah dari sekarang.
Dalam 10.000 tahun setelah titik kritis itu, atmosfer Bumi akan menyerupai kondisi sebelum kehidupan kompleks muncul: kaya metana, sangat sedikit karbon dioksida, dan tanpa lapisan ozon pelindung.