Artem Tymofieiev: Dalang Operasi "Jaring Laba-laba" Ukraina yang Mempermalukan Rusia

Sosok Artem Tymofieiev kini menjadi buruan utama Rusia. Agen rahasia Ukraina ini diduga kuat sebagai otak di balik serangkaian serangan drone dahsyat yang menghantam lima pangkalan udara Rusia pada hari Minggu, melumpuhkan 41 pesawat, termasuk pembom nuklir strategis. Operasi yang dijuluki "Jaring Laba-laba" ini berhasil mempermalukan Presiden Vladimir Putin dan membuat para pengamat militer menyebutnya sebagai "Pearl Harbor Rusia" bagi Moskow.

Serangan ini, yang diklaim Ukraina telah menghancurkan sepertiga armada pesawat pengebom berat Rusia senilai USD7 miliar, menimbulkan kerugian besar bagi Rusia. Bukti berupa rekaman video dan citra satelit menguatkan klaim keberhasilan operasi tersebut.

Keberhasilan "Jaring Laba-laba" merupakan kemenangan strategis bagi Ukraina. Analis militer membandingkan efek kejut dan kehancuran yang ditimbulkan dengan serangan Jepang di Pearl Harbor. Bungkamnya Putin atas insiden ini memicu spekulasi tentang kemungkinan respons Rusia.

Meski demikian, para ahli meyakini respons nuklir tidak mungkin diambil. Perhatian kini tertuju pada pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul untuk membahas solusi damai, di tengah kekhawatiran bahwa insiden ini dapat memperburuk situasi.

Operasi "Jaring Laba-laba" yang dilaporkan telah direncanakan selama 18 bulan, menggunakan drone FPV yang diangkut ke Rusia dengan truk khusus. Serangan menargetkan pangkalan udara Belaya, Olenya, Dyagilevo, dan Ivanovo, menghancurkan atau merusak pesawat penting seperti A-50 dan Tu-95/Tu-22M3.

Seorang konsultan senior dari Chatham House, Keir Giles, memprediksi Rusia akan memanfaatkan insiden ini untuk menekankan risiko eskalasi tak terkendali kepada Barat, serta berupaya meyakinkan Amerika Serikat untuk menekan Ukraina.

Sementara itu, seorang wakil direktur akademis di ESSEC, Cédomir Nestorovic, percaya Rusia akan meremehkan dampak serangan tersebut agar tidak mengakui kemunduran. Seorang pakar dari LSE IDEAS, Vuk Vuksanovic, menilai keberhasilan Ukraina ini justru dapat membuat Rusia enggan menyetujui gencatan senjata. Rusia diperkirakan akan terus menekan Ukraina secara militer dan menolak tuntutan mengenai keanggotaan NATO Ukraina dan wilayah yang diklaim telah dianeksasinya.

Scroll to Top