Sahabat Investor!
Harga beberapa komoditas utama mencatatkan penguatan dalam beberapa hari terakhir. Minyak dan emas menunjukkan tren positif pada awal pekan ini, sementara minyak sawit mentah (CPO) juga mengalami kenaikan harga. Berikut adalah rangkuman perkembangan terkini seputar pergerakan harga ketiga komoditas tersebut:
Minyak
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2025 melonjak +2,4% menjadi US$63,9 per barel pada hari Senin, dan melanjutkan kenaikan +1,2% ke level US$64,7 per barel pada hari Selasa. Pendorong utama kenaikan ini adalah keputusan OPEC+ untuk mempertahankan peningkatan produksi yang stabil, serta penurunan jumlah rig pengeboran di AS dan gangguan pasokan di Kanada.
OPEC+ sebelumnya memutuskan untuk mempertahankan peningkatan produksi bulan Juli 2025 sebesar 411.000 barel per hari. Keputusan ini, yang merupakan bulan ketiga berturut-turut dengan peningkatan produksi yang sama, menenangkan ekspektasi pasar terkait kenaikan yang lebih agresif. Selain itu, jumlah rig pengeboran di AS terus menurun sepanjang bulan Mei 2025, mencapai level terendah sejak 2021. Sementara itu, kebakaran hutan di provinsi Alberta, Kanada, diperkirakan telah memengaruhi sekitar 7% dari produksi minyak di negara tersebut.
Secara year-to-date (YTD) hingga Selasa (3/6), harga minyak Brent telah terkoreksi -13,5%, terutama disebabkan oleh rencana peningkatan produksi dari OPEC+ yang melebihi perkiraan awal, serta penurunan permintaan di tengah prospek pertumbuhan ekonomi global yang lebih lemah akibat perang dagang.
Emas
Harga emas spot sempat melonjak +3,1% ke level US$3.392 per troy ounce pada hari Senin, mencapai level tertinggi dalam tiga minggu terakhir, sebelum akhirnya turun -0,9% dan ditutup di level US$3.357 per troy ounce pada hari Selasa. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian global, serta pelemahan indeks dolar AS (DXY).
Rencana AS untuk meningkatkan tarif impor baja dan aluminium dari 25% menjadi 50%, ditambah serangan Ukraina ke Rusia pada akhir pekan lalu, semakin meningkatkan kekhawatiran investor. DXY sendiri ditutup turun -0,7% ke level 98,7 pada perdagangan Senin.
Hingga Selasa (3/6), harga emas telah mencatatkan kenaikan +28% secara YTD, dan sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level US$3.500 per troy ounce pada bulan April lalu (22/4). Kenaikan ini terutama didorong oleh ketegangan perdagangan yang mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven. DXY sendiri telah melemah -9,6% secara YTD.
CPO
Harga CPO berjangka untuk pengiriman Agustus 2025 sempat naik +2,6% ke level 3.977 ringgit per ton sebelum akhirnya ditutup naik +1,4% di level 3.934 ringgit per ton pada hari Selasa. Kenaikan ini terjadi setelah pemerintah India memutuskan untuk memangkas tarif impor dasar minyak nabati mentah dari 20% menjadi 10% pada hari Jumat (30/5).
Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan harga pangan domestik sekaligus mendukung industri penyulingan lokal. Dengan penyesuaian tersebut, total tarif impor untuk minyak nabati mentah turun dari 27,5% menjadi 16,5%, mengingat adanya pungutan tambahan selain tarif dasar. Sementara itu, tarif untuk minyak nabati olahan tetap tidak berubah, sehingga memperlebar selisih tarif antara minyak nabati mentah dan olahan, yang diharapkan dapat mendorong importir untuk beralih ke impor minyak mentah.
Hingga Selasa (3/6), harga CPO telah menurun -13,2% secara YTD, terutama disebabkan oleh penurunan permintaan dari India. Bahkan, impor CPO India sempat melemah ke level terendah dalam 14 tahun pada Januari 2025.
Kesimpulan Utama
Kenaikan harga ketiga komoditas ini memberikan sentimen positif bagi emiten-emiten terkait, yaitu: 1) produsen migas ($MEDC, $ENRG, $RATU); 2) produsen emas ($ANTM, $ARCI, $PSAB, $BRMS); dan 3) produsen CPO ($TAPG, $LSIP, $DSNG).
Kabar Korporasi Terkini
Berikut adalah beberapa berita korporasi menarik yang perlu Anda ketahui:
- $TPIA: Anak usaha Chandra Asri Pacific, PT Chandra Daya Investasi (CDI), dikabarkan telah mendaftarkan IPO dengan potensi meraih dana hingga Rp2,37 triliun.
- $ISAT: Indosat menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 senilai ~Rp2,7 triliun atau Rp83,8 per saham, dengan cum date 11 Juni 2025 dan pembayaran 2 Juli 2025. Juga terjadi perubahan komisaris utama dan direktur.
- $BRIS: Menteri BUMN mengonfirmasi rencana spin-off Bank Syariah Indonesia yang kemungkinan akan berada di bawah naungan Danantara. BRIS juga berencana menerbitkan sukuk mudharabah tahap II senilai Rp5 triliun.
- $ADRO: Alamtri Resources Indonesia menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar US$500 juta atau ~Rp8,2 triliun, mengimplikasikan dividen final sebesar Rp159 per saham. Terdapat pula perubahan pada jajaran komisaris dan direksi.
- $UNVR: Unilever Indonesia menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 senilai ~Rp3,36 triliun, mencerminkan dividen final 47 rupiah per saham.
- $TLKM: Telekomunikasi Indonesia dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menjual Administrasi Medika (AdMedika) dengan harga setidaknya US$100 juta.
- $MTEL: Dayamitra Telekomunikasi menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 senilai ~Rp2,06 triliun atau 25,3 rupiah per saham, dengan cum date 11 Juni 2025 dan pembayaran 2 Juli 2025. Juga terjadi perubahan komisaris utama dan komisaris.
Informasi Tambahan
Berikut adalah beberapa informasi penting lainnya yang perlu Anda ketahui:
- Pemerintah menggulirkan paket stimulus ekonomi jilid kedua senilai Rp24,44 triliun, termasuk bantuan subsidi upah, diskon tiket transportasi, diskon tarif tol, dan penebalan bantuan sosial.
- Jumlah konsumen aset kripto Indonesia naik menjadi 14,16 juta per April 2025, dengan nilai transaksi mencapai Rp35,61 triliun.
- OJK meminta bank digital untuk menyesuaikan suku bunga simpanan agar tetap selaras dengan kondisi pasar.
- Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman mengajukan anggaran sebesar Rp21,8 triliun untuk merenovasi 1 juta rumah bagi keluarga miskin pada 2025.
- OJK mewajibkan skema co-payment untuk asuransi kesehatan mulai 1 Januari 2026.
- Surya Pertiwi ($SPTO) menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar 35 rupiah per saham.
- Sarana Mitra Luas ($SMIL) melakukan pengadaan 1.000 unit forklift bertenaga listrik dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp400–500 miliar.
- Daaz Bara Lestari ($DAAZ) menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar 125 rupiah per saham, dengan cum date 11 Juni 2025 dan pembayaran 3 Juli 2025.