Trump Pertimbangkan Relaksasi Tarif Otomotif, Industri Beri Respon Positif

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan dalam kebijakan perdagangan global. Kali ini, ia membuka kemungkinan adanya pengecualian sementara untuk tarif impor sektor otomotif. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memberikan waktu bagi industri otomotif dalam negeri untuk memindahkan rantai pasokan mereka dari luar negeri ke Amerika Serikat.

Trump menyampaikan pengumuman ini di hadapan wartawan di Gedung Putih, menandakan adanya potensi perubahan signifikan dari kebijakan tarif yang sebelumnya dinyatakan permanen. Ia menyoroti perlunya produsen otomotif untuk merelokasi produksi dari negara-negara seperti Kanada dan Meksiko ke Amerika Serikat. Pengecualian tarif ini diharapkan dapat memfasilitasi transisi tersebut dengan lancar.

Industri otomotif menyambut baik sinyal perubahan ini. Organisasi yang mewakili produsen otomotif besar seperti Ford, General Motors, dan Stellantis menyatakan dukungan mereka terhadap tujuan Trump untuk memperkuat produksi dalam negeri. Mereka mengakui bahwa transisi rantai pasokan membutuhkan waktu dan tarif yang terlalu luas dapat merusak upaya tersebut.

Namun, kebijakan Trump yang seringkali berubah-ubah telah menciptakan ketidakpastian di pasar. Meskipun indeks saham S&P 500 sempat mengalami kenaikan, secara keseluruhan masih mencatatkan penurunan sepanjang tahun ini. Fluktuasi kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap kepercayaan konsumen dan pelaku usaha.

Ketidakkonsistenan kebijakan Trump juga terlihat dari keputusannya untuk menurunkan tarif terhadap puluhan negara, namun di saat yang sama menaikkan tarif terhadap barang-barang impor dari China, sebelum akhirnya memberikan pengecualian sementara untuk produk elektronik tertentu.

Angin Segar Bagi Apple

Trump juga mengungkapkan bahwa ia telah berdiskusi dengan CEO Apple, Tim Cook, dan berupaya "membantu" perusahaan tersebut. Produk-produk Apple, yang sebagian besar dirakit di China, sebelumnya menjadi target kebijakan tarif Trump.

Meskipun pengecualian tarif elektronik bersifat sementara, hal ini memberikan ruang bagi Apple untuk menyusun strategi dalam meminimalkan dampak perang dagang terhadap penjualan iPhone di AS. Saham Apple sempat mengalami kenaikan setelah pengumuman ini, namun kembali melemah akibat kekhawatiran pasar atas potensi tarif lanjutan.

Analis menilai bahwa posisi Apple saat ini lebih baik dibandingkan sebelumnya, meskipun ketidakpastian mengenai langkah selanjutnya masih tinggi. Apple dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan sebagian produksi iPhone dari China ke India, sebuah langkah yang telah mulai dijajaki sejak periode pertama Trump menjabat sebagai presiden.

Scroll to Top