Perbedaan interpretasi muncul terkait interaksi antara Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat upacara Hari Lahir Pancasila. Sementara seorang politisi menilai interaksi keduanya tidak begitu akrab, tokoh lain justru melihatnya sebagai momen positif.
Seorang wakil ketua partai berpendapat pertemuan dalam forum resmi dengan durasi terbatas tidak memungkinkan percakapan mendalam. Ia meyakini Gibran akan selalu menghormati seniornya, terutama yang pernah memimpin negara. Ia pun menekankan agar momen tersebut tidak ditafsirkan berlebihan, karena para pemimpin negara fokus pada tugas masing-masing.
Lebih lanjut, pertemuan ini dianggap sebagai langkah awal mencairkan hubungan keduanya setelah lama tidak berjumpa, khususnya sebelum Pilpres 2024. Harapannya, komunikasi politik yang lebih baik dapat terjalin di masa depan, mencerminkan persatuan yang selalu digaungkan oleh Presiden terpilih.
Sebelumnya, seorang politisi dari partai yang sama menyoroti kehadiran Megawati dalam acara tersebut sebagai upaya memperkuat Pancasila dan mengamalkan nilai gotong royong. Ia menekankan bahwa Megawati tidak memiliki masalah dengan Prabowo Subianto.
Menanggapi pernyataan tentang diskusi antara Megawati dan Gibran, ia menyatakan belum ada informasi yang membenarkan hal tersebut. Fokus utama adalah pertemuan Megawati dengan Presiden Prabowo. Terkait interaksi dengan Gibran, ia menilai sikap Megawati biasa saja, tidak seakrab dengan Prabowo atau tokoh senior lain yang hadir.