Kota Probolinggo menghadapi tantangan kesehatan yang serius dengan tingginya kasus Tuberkulosis (TBC). Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat adanya 607 kasus TBC sepanjang tahun 2024. Hingga April 2025, sudah teridentifikasi 163 kasus baru.
TBC, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, tidak hanya mengancam orang dewasa. Data Dinkes menunjukkan bahwa 53 kasus TBC di tahun sebelumnya menyerang anak-anak berusia 0-14 tahun. Ini menggarisbawahi kerentanan kelompok usia ini terhadap penyakit tersebut.
Bakteri TBC menyebar melalui udara, terutama saat batuk atau bersin. Penularan lebih mudah terjadi di lingkungan padat penduduk dengan sirkulasi udara yang buruk.
Pemerintah Kota Probolinggo mengambil langkah-langkah aktif untuk mengatasi masalah ini. Program pengobatan intensif bagi pasien TBC dijalankan, dan investigasi kontak dilakukan terhadap anggota keluarga pasien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Edukasi masyarakat juga menjadi fokus utama. Dinkes secara rutin memberikan informasi tentang pentingnya ventilasi rumah yang baik, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menerapkan gaya hidup sehat.
Faktor-faktor seperti daya tahan tubuh yang lemah, kontak dekat dengan penderita TBC, dan kondisi lingkungan yang kurang sehat dapat meningkatkan risiko penularan. Oleh karena itu, deteksi dini dan peningkatan kesadaran terhadap gejala TBC sangat krusial.
Gejala-gejala yang perlu diwaspadai meliputi batuk yang berlangsung lama, demam, dan penurunan berat badan yang signifikan. Penanganan yang cepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan menyelamatkan nyawa.
Dengan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, Dinkes optimis dapat menekan angka kasus TBC di Kota Probolinggo. Keterlibatan aktif dari semua pihak sangat diharapkan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini.