Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, menghadapi tantangan serius dengan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Paser mengonfirmasi satu kasus kematian akibat DBD yang terjadi di Desa Lori, Kecamatan Tanjung Harapan.
Kepala Dinkes Paser, Amri Yulihardi, menjelaskan bahwa sebelumnya terdapat dugaan dua kasus kematian, namun setelah pemeriksaan mendalam, hanya satu yang terkonfirmasi disebabkan oleh DBD. "Fokus perhatian kita saat ini adalah Desa Lori, di mana terjadi lonjakan kasus DBD," ungkapnya.
Untuk menekan penyebaran DBD di Desa Lori, Dinkes Paser telah mengambil langkah-langkah preventif. Fogging massal telah dilakukan di seluruh desa untuk memberantas nyamuk dewasa. Selain itu, abate juga didistribusikan kepada warga untuk membasmi jentik nyamuk di tempat penampungan air.
Amri menekankan bahwa penanganan masalah kesehatan ini membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci penting dalam mencegah penyebaran DBD.
Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Paser telah mengirimkan surat edaran kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas di 10 kecamatan. Sekretaris Daerah (Sekda) Paser juga telah menginstruksikan seluruh camat untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi terkait kasus DBD di wilayah masing-masing.
Seluruh Puskesmas diimbau untuk melakukan Rapid diagnostic test NS1 bagi masyarakat yang menunjukkan gejala DBD, seperti demam tinggi. "Tes NS1 penting untuk memastikan apakah pasien terinfeksi DBD. Jika hasilnya positif, pemeriksaan laboratorium lebih lanjut harus segera dilakukan. Apabila kondisi pasien tidak membaik, segera rujuk ke rumah sakit," jelas Amri.