Israel telah lama bergantung pada dukungan finansial dan militer dari berbagai negara di dunia. Bantuan ini menjadi pilar penting bagi pertahanan dan perekonomian mereka. Berikut adalah tinjauan mendalam mengenai negara-negara yang secara signifikan menyokong Israel:
Amerika Serikat: Pemberi Bantuan Utama
Amerika Serikat (AS) memegang peran kunci sebagai pendukung finansial terbesar Israel. Sejak tahun 1967, AS telah mengucurkan dana sekitar USD158 miliar, meliputi bantuan bilateral dan pendanaan untuk sistem pertahanan rudal, termasuk Iron Dome.
Pada tahun 2016, AS dan Israel menandatangani nota kesepahaman yang menjanjikan bantuan sebesar USD38 miliar untuk periode 2019-2028. Bantuan ini terdiri dari hibah Foreign Military Financing (FMF) sebesar USD33 miliar dan USD5 miliar untuk pendanaan pertahanan rudal. Konflik dengan Hamas pada Oktober 2023 mendorong AS untuk mengesahkan bantuan militer tambahan senilai USD12,5 miliar. Bantuan ini mencakup pengiriman jet tempur F-35 dan F-15, serta sistem pertahanan canggih lainnya.
Jerman: Dukungan Historis dan Militer
Jerman memiliki hubungan khusus dengan Israel, didorong oleh sejarah Holocaust. Sejak 1965, Jerman menjadi pemasok senjata utama bagi Israel, menyumbang sekitar 30% dari impor senjata Israel antara 2019 dan 2023. Pada tahun 2023, Jerman memberikan bantuan ekonomi sebesar 75 juta euro dan ekspor senjata senilai 150 juta euro.
Meskipun tekanan internasional dan domestik terkait konflik di Gaza membuat Jerman meninjau kembali dukungannya pada tahun 2024, mereka tetap menjadi sekutu penting bagi Israel di forum internasional.
Inggris: Mitra Strategis dan Pemasok Senjata
Inggris juga memberikan bantuan militer yang signifikan kepada Israel. Pada tahun 2023, Inggris menyetujui lisensi ekspor senjata senilai 250 juta poundsterling dan bantuan ekonomi sebesar 150 juta poundsterling. Antara Oktober 2023 hingga Mei 2024, lebih dari 108 lisensi ekspor senjata dikeluarkan untuk Israel. Meskipun ekspor senjata Inggris ke Israel menjadi kontroversial, terutama setelah insiden yang menyebabkan kematian warga sipil, Inggris tetap menjadi mitra strategis.
Prancis: Dukungan yang Fluktuatif
Prancis memiliki hubungan erat dengan Israel dan telah menjadi pemasok senjata utama. Pada tahun 2023, Prancis memberikan bantuan militer senilai 200 juta euro dan bantuan ekonomi sebesar 100 juta euro. Namun, pada Oktober 2024, Presiden Emmanuel Macron menghentikan pengiriman senjata ke Israel dan mendorong negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Italia: Pemasok Senjata dan Teknologi
Italia mengekspor berbagai jenis senjata ke Israel, termasuk bom, rudal, dan roket. Pada tahun 2022, nilai ekspor senjata Italia ke Israel mencapai hampir 129 juta euro. Namun, sebagai respons terhadap konflik yang sedang berlangsung, Italia menghentikan pasokan senjatanya pada Oktober 2023.
Kanada: Dukungan Militer dan Ekonomi
Kanada memberikan bantuan militer dan ekonomi kepada Israel. Pada tahun 2023, Kanada menyetujui lisensi ekspor militer senilai 100 juta dolar Kanada dan bantuan ekonomi sebesar 50 juta dolar Kanada. Namun, sejak Januari 2024, Kanada belum menyetujui ekspor tambahan.
India: Mitra Strategis dan Pemasok Teknologi
India adalah pelanggan terbesar untuk ekspor peralatan militer Israel, menerima sekitar 42,1% dari total ekspor senjata Israel. Sejak serangan Hamas pada Oktober 2023, India dilaporkan telah menyediakan bantuan militer yang signifikan kepada Israel, termasuk pengiriman drone Hermes 900.
China: Mitra Ekonomi dan Teknologi
China telah menjadi mitra ekonomi penting bagi Israel, dengan investasi lebih dari USD15 miliar dalam ekonomi Israel, termasuk di sektor teknologi tinggi. Meskipun China tidak secara langsung memberikan bantuan militer, hubungan ekonomi yang erat memberikan dukungan finansial yang signifikan bagi Israel.
Dukungan finansial dan militer dari negara-negara ini telah memainkan peran penting dalam memperkuat posisi Israel di kancah internasional. Dinamika geopolitik dan tekanan internasional terhadap tindakan Israel di wilayah pendudukan telah menyebabkan beberapa negara meninjau kembali dukungan mereka. Meskipun demikian, hubungan strategis dan kepentingan bersama tetap menjadi faktor utama dalam kelanjutan dukungan ini.