Rahasia Astronot: Mengapa Mengompol Itu Penting di Luar Angkasa

Di Bumi, mengompol seringkali diasosiasikan dengan masa kecil atau kondisi tertentu. Namun, di orbit Bumi, situasinya berbeda. Mengompol menjadi bagian integral dari persiapan misi luar angkasa, bahkan dilatih secara khusus.

Astronot NASA, Scott Kelly, sebelum menjalankan misinya, menerima instruksi unik: berlatih mengompol di kamar mandi. Instruksi ini bukanlah gurauan. Ia harus berlatih duduk di bak mandi, meniru posisi peluncuran, dan berusaha melakukan sesuatu yang telah lama dihindarinya.

Sebagai seorang profesional terlatih, Kelly harus belajar merelakan tubuhnya untuk buang air kecil tanpa toilet, di ruang hampa yang berjarak 400 kilometer dari Bumi. Ia mengaku bahwa membuka "gerbang air" ternyata lebih sulit dari perkiraannya.

Instruksi serupa juga diberikan kepada astronot lain, meskipun tidak semua menerimanya dengan senang hati. Bahkan, ada astronot yang menolak berlatih dan hampir membutuhkan kateter di luar angkasa. Ini menjadi pengingat bahwa di ruang hampa, beberapa kebutuhan tidak bisa ditunda.

Publik mungkin pertama kali mengetahui tentang penggunaan popok oleh astronot saat kisah Lisa Nowak menjadi sorotan media. Namun, di balik sensasi tersebut, terdapat alasan teknis yang mendasar. Pakaian luar angkasa NASA (EMU) dirancang untuk melindungi tubuh dari kondisi ekstrem, tetapi tidak memiliki fitur ritsleting.

Sejak tahun 1980-an, NASA menciptakan Maximum Absorbency Garments (MAG), yaitu popok antariksa dengan teknologi polimer penyerap yang mengubah cairan menjadi gel padat. Popok ini menjaga astronot tetap kering selama delapan jam aktivitas di luar angkasa.

Di lingkungan di mana tekanan darah, suhu tubuh, dan ritme sirkadian terganggu, kebutuhan dasar manusia tetap ada. Pertanyaannya bukan hanya teknis, tetapi juga psikologis: bisakah astronot tetap merasa bermartabat saat buang air kecil di permukaan Bulan?

Buzz Aldrin, astronot kedua yang mendarat di Bulan, menjawab pertanyaan itu dengan tegas. Ia mengakui bahwa momen pertamanya di Bulan juga menjadi momen ia mengosongkan kandung kemihnya.

Bagi Scott Kelly, pengalaman ini lebih dari sekadar bagian dari pekerjaan. Ia berpendapat bahwa anak-anak tidak perlu malu mengompol jika astronot pun melakukannya.

Ini adalah pengingat bahwa tubuh manusia tetaplah tubuh manusia, bahkan ketika dibalut dengan teknologi canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi mungkin membawa kita ke luar angkasa, tetapi tidak membebaskan kita dari kebutuhan paling dasar.

Meskipun desain pakaian antariksa terus diperbarui, satu elemen tetap konstan: popok antariksa tetap diperlukan. Di tengah pencapaian ilmiah dan teknologi, ada sesuatu yang menenangkan dari kenyataan ini. Di kesunyian antariksa, para pionir peradaban tetap bergantung pada sepotong kain penyerap cairan.

Mengompol mungkin tidak terlihat heroik, tetapi di ruang angkasa, ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga demi kesehatan. Ini juga merupakan penerimaan diri bahwa kita hanyalah makhluk biologis yang mencoba bertahan di kehampaan bintang.

Scroll to Top