Tim peneliti dari Universitas Diponegoro (Undip) berhasil mengembangkan theaflavin dari daun teh, sebuah senyawa dengan potensi besar dalam dunia farmasi. Inovasi ini membuka jalan bagi solusi pengobatan yang lebih terjangkau dan efektif, khususnya dalam penanganan kanker.
Theaflavin (TF) dan turunannya, seperti TF1, TF2A, TF2B, dan TF3, dikenal memiliki khasiat antikanker, antitumor, antivirus, antiinflamasi, dan antibakteri. Bahkan, senyawa ini berpotensi membantu penyembuhan COVID-19. Sayangnya, stabilitas theaflavin yang rendah seringkali menjadi kendala dalam pemanfaatannya.
Teknologi Nanoemulsi Ultrasonikasi: Kunci Stabilitas dan Efektivitas
Untuk mengatasi masalah stabilitas, tim peneliti Undip menerapkan teknologi nanoemulsi ultrasonikasi. Teknologi ini mampu meningkatkan stabilitas dan efektivitas senyawa bioaktif theaflavin setelah diekstraksi dan dimurnikan dengan membran. Proses ini memungkinkan theaflavin bertahan lebih lama dan berfungsi optimal.
Mengatasi Kesenjangan Pengobatan Kanker di Indonesia
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh mahalnya biaya kemoterapi di Indonesia, yang sebagian besar bahan bakunya masih diimpor. Tim peneliti Undip berupaya menciptakan produk inovatif kemopreventif dan kemoterapi kanker yang lebih terjangkau dan berbasis sumber daya lokal.
Potensi Theaflavin dalam Melawan Kanker
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Penelitian menunjukkan bahwa theaflavin memiliki potensi antikanker yang signifikan. Senyawa ini telah terbukti efektif dalam penelitian in vitro (kultur sel) dan in vivo (pada hewan).
Dua Paten Inovatif untuk Theaflavin
Keberhasilan penelitian ini telah menghasilkan dua paten:
- Proses pembuatan bubuk teh hitam hasil ekstraksi gelombang mikro menggunakan pengering sembur.
- Metode pembuatan theaflavin dari teh hitam melalui ekstraksi termokimia gelombang mikro.
Teh Hitam: Lebih dari Sekadar Minuman Nikmat
Teh hitam, yang dikenal karena kandungan theaflavin, polifenol, L-theanine, dan kafein, memiliki manfaat kesehatan yang luas. Senyawa-senyawa ini dapat meningkatkan konsentrasi, bertindak sebagai antioksidan, menangkal radikal bebas, dan menjaga kesehatan jantung. Dengan teknologi nanoemulsifikasi dan pengering sembur, manfaat teh hitam dapat ditingkatkan secara signifikan.
Nanoemulsifikasi-Pengering Sembur: Solusi Inovatif
Metode nanoemulsifikasi dan pengering sembur melindungi theaflavin dari degradasi akibat suhu, cahaya, dan oksigen. Proses ini menghasilkan senyawa aktif yang lebih stabil dan siap diintegrasikan ke dalam berbagai produk farmasi dan pangan, termasuk minuman fungsional, perisa makanan, dan obat-obatan. Enkapsulasi senyawa dalam partikel nano juga meningkatkan penyerapan oleh tubuh. Maltodekstrin digunakan sebagai penyalut untuk melindungi senyawa bioaktif selama proses pengeringan sembur.
Masa Depan Theaflavin: Aplikasi Luas dan Berkelanjutan
Inovasi ini membuka peluang pemanfaatan teh hitam yang lebih luas. Theaflavin dapat menjadi bahan utama dalam minuman fungsional, suplemen kesehatan, dan obat-obatan yang lebih stabil dan tahan lama. Teknologi nanoemulsi dan pengering sembur memungkinkan produk teh hitam disimpan lebih lama dan didistribusikan secara luas, menjadikannya solusi potensial untuk berbagai masalah kesehatan modern, seperti pencegahan penyakit jantung, peradangan, dan kanker.