Dwayne Johnson: Dari Ring Gulat ke Layar Lebar, Tak Semua Berakhir Manis!

Dwayne "The Rock" Johnson, nama yang kini merajai industri hiburan. Dikenal pertama kali sebagai ikon gulat profesional, Johnson sukses menyeberang ke dunia perfilman Hollywood dan meraih popularitas yang luar biasa. Meski telah membintangi sejumlah film blockbuster yang sukses, perjalanan karirnya tak lepas dari kegagalan. Salah satu film yang dianggap kurang berhasil adalah "Doom."

"Doom": Ketika Aksi Tak Cukup Menyelamatkan Cerita

Dirilis pada tahun 2005, film "Doom" merupakan adaptasi dari video game populer dengan judul yang sama. Disutradarai oleh Andrzej Bartkowiak, film ini turut menampilkan Karl Urban dan Rosamund Pike. "Doom" mengambil latar di masa depan, di mana umat manusia telah menjelajahi ruang angkasa dan menemukan portal yang menghubungkan Bumi dengan Mars.

Di planet merah tersebut, eksperimen genetika yang dilakukan para ilmuwan berujung pada mutasi mengerikan. Film ini mengisahkan tentang tim pasukan khusus Rapid Response Tactical Squad (RRTS) yang dikirim ke fasilitas penelitian UAC di Mars setelah terjadi insiden misterius. Tim yang dipimpin oleh Sarge (Dwayne Johnson) dan Reaper (Karl Urban) ini menemukan kenyataan pahit, bahwa para ilmuwan telah berubah menjadi makhluk mengerikan akibat mutasi genetik.

Reaper, yang memiliki hubungan personal dengan ilmuwan Samantha Grimm (Rosamund Pike), harus menghadapi kenyataan mengerikan dan membuat keputusan sulit untuk menyelamatkan umat manusia. Sayangnya, meski menawarkan aksi dan efek visual yang menjanjikan, "Doom" menuai kritik negatif akibat alur cerita yang klise dan pengembangan karakter yang kurang mendalam. Film ini menjadi bukti bahwa kehadiran Dwayne Johnson, sekalipun, tak selalu menjamin kesuksesan sebuah film.

Scroll to Top