Kasus HIV di Pringsewu Melonjak: Upaya Pencegahan dan Pengobatan Intensif Digalakkan

Kabupaten Pringsewu menghadapi tantangan serius dengan peningkatan kasus HIV yang cukup signifikan. Data menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, sekitar 550 orang mendapatkan pelayanan pengobatan, dengan 157 di antaranya merupakan warga asli Pringsewu.

Dinas Kesehatan Pringsewu mencatat bahwa pasien HIV tidak hanya berasal dari Pringsewu, tetapi juga dari kabupaten tetangga seperti Tanggamus, Pesawaran, Lampung Tengah, Bandar Lampung, bahkan dari luar provinsi. Fleksibilitas dalam pilihan tempat berobat diberikan, dengan jaminan kerahasiaan dan kenyamanan bagi pasien yang memilih Pringsewu.

Mayoritas pasien berada dalam rentang usia produktif, antara 25 hingga 45 tahun, dengan dominasi laki-laki. Pola penularan menunjukkan bahwa hubungan sesama jenis laki-laki menjadi faktor utama, diikuti oleh riwayat seks bebas dan kelompok waria.

Upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak membuahkan hasil positif. Dari 5 kasus ibu hamil yang terdeteksi HIV, sebagian besar anak yang dipantau menunjukkan hasil negatif. Ini menunjukkan efektivitas program pencegahan dan pengobatan.

Penting untuk dicatat bahwa pengobatan HIV bersifat seumur hidup dan disediakan secara gratis. Dinas Kesehatan Pringsewu mendorong masyarakat untuk secara sukarela melakukan asesmen HIV di puskesmas dengan jaminan kerahasiaan.

Pesan utama yang disampaikan adalah menghindari seks bebas sebagai langkah preventif untuk mencegah penularan HIV. HIV yang tidak terkontrol dapat berkembang menjadi AIDS, yang berpotensi menyebabkan kematian. Upaya pencegahan dan pengobatan yang intensif terus digalakkan untuk menekan angka kasus dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi penderita HIV di Pringsewu.

Scroll to Top