Curahan Hati Seorang Ibu: 7 Tahun Tinggal di Belanda Tak Seindah yang Dibayangkan

Banyak orang mengidamkan kehidupan di luar negeri, namun seorang ibu bernama Nanda Gita mengungkap realita yang berbeda setelah tujuh tahun menetap di Belanda. Bersama suami dan kedua anaknya, Nanda merasakan bahwa hidup di "Negeri Kincir Angin" tak selalu sesuai ekspektasi.

Melalui unggahan di media sosialnya, Nanda mengungkapkan berbagai aspek kehidupan di Belanda yang kurang cocok baginya dan memengaruhi aktivitas sehari-harinya.

Mengapa Nanda Gita Tidak Bahagia di Eropa?

Nanda memaparkan beberapa alasan yang membuatnya kurang nyaman tinggal di Belanda. Masalah utama adalah sistem kesehatan yang lambat dalam menangani pasien.

"Sistem kesehatan di sini bikin capek mental, serba efisien tapi super lama. Anak sakit harus nunggu janji dokter umum dulu, enggak bisa langsung ke spesialis," ungkap Nanda, menggambarkan rasa tidak berdayanya sebagai seorang ibu.

Selain itu, perubahan cuaca ekstrem juga menjadi masalah konstan. Setiap musim membawa masalah kesehatan tersendiri baginya.

"Winter itu gelap dan dingin dan tiap tahun aku kena winter blues. Begitu masuk musim semi, aku kena fever, hidung mampet, mata bengkak," keluhnya.

Lambatnya pelayanan juga menjadi faktor yang membuat Nanda tidak betah. Memesan jasa tukang, perbaikan rumah, hingga akses internet membutuhkan waktu yang sangat lama.

"Bisa makan waktu berminggu-minggu. Aku kangen banget sama cepatnya hidup di Indonesia," ujarnya.

Terakhir, Nanda merasa kelelahan karena harus mengurus rumah tangga dan dua anak kecil tanpa bantuan ART atau pengasuh, sementara ia dan suami bekerja penuh waktu.

"Bukan karena romantis sama suami, tapi karena enggak ada ART dan enggak ada nanny. Aku dan suami kerja full time, pernah mikir aku gagal ya jadi ibu? Kok aku capek terus padahal aku cuma kelelahan seharian," tuturnya.

Nanda menyimpulkan bahwa hidup di luar negeri memang terlihat indah, namun menyimpan banyak tantangan dan kesulitan tersembunyi.

"Orang cuma lihat tinggal di Eropa itu enak, tapi di baliknya banyak air mata yang enggak kelihatan dan mungkin aku bukanlah orang yang ditakdirkan betah tinggal di negara empat musim," pungkasnya.

Nanda Gita Merasa Bersalah

Dalam keterangan unggahannya, Nanda menuliskan keluh kesahnya selama merantau di Belanda.

"Aku pernah merasa bersalah karena capek sendiri. Karena kangen hal-hal kecil di Indonesia yang dulu sering aku remehkan," tulisnya.

Ibu dua anak ini mengatakan bahwa tinggal di luar negeri memberikan banyak pelajaran, namun juga penuh kesedihan.

"Karena enggak semua perempuan yang kuat itu enggak lelah. Kadang kita cuma butuh ruang buat bilang: ‘Ini berat. Aku kangen rumah’. Dan itu.. bukan berarti kita enggak bersyukur. Itu cuma berarti: Kita manusia," ungkapnya.

Unggahan Nanda pun mendapat banyak dukungan dari warganet yang setuju dengan pendapatnya. Banyak yang mendoakan yang terbaik untuk Nanda dan keluarganya.

Scroll to Top