JAKARTA – Bertepatan dengan Bulan Kesadaran Perdarahan Menstruasi Berat (PMB), penting bagi perempuan Indonesia untuk lebih memahami kondisi ini. PMB, yang seringkali diabaikan atau dianggap tabu, dapat memicu masalah kesehatan serius, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Perdarahan menstruasi berat atau menoragia ditandai dengan perdarahan yang berlangsung lebih dari tujuh hari, atau volume darah yang melebihi 80 mililiter per siklus. Penderita PMB mungkin harus mengganti pembalut setiap kurang dari dua jam karena penuh, atau mengalami keluarnya gumpalan darah yang besar.
PMB bukan sekadar ketidaknyamanan, melainkan bisa menjadi indikasi masalah medis yang lebih serius, seperti miom, polip rahim, gangguan hormon, endometriosis, atau bahkan kelainan pembekuan darah. Penyebab PMB bisa dikelompokkan menjadi beberapa kategori, termasuk polip, adenomiosis, leiomioma, keganasan dan hiperplasia, koagulopati, disfungsi ovulasi, disfungsi endometrium, dan faktor iatrogenik. Sebagian besar kasus PMB (40-60%) tidak memiliki penyebab struktural yang jelas.
Pilihan Terapi untuk PMB
Berbagai pilihan terapi tersedia untuk mengatasi PMB. Setelah diagnosis untuk mengidentifikasi penyebabnya, dokter akan menawarkan pilihan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien.
Bagi pasien yang sedang merencanakan kehamilan, penanganan medis seperti penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan asam traneksamat mungkin direkomendasikan. Namun, bagi pasien yang tidak sedang merencanakan kehamilan, terdapat terapi lain yang bisa dipertimbangkan, salah satunya adalah penggunaan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS). LNG-IUS adalah alat kontrasepsi kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim. Alat ini melepaskan hormon levonorgestrel secara lokal dan perlahan, yang bekerja menipiskan lapisan rahim dan mengurangi jumlah perdarahan selama menstruasi.
LNG-IUS terbukti efektif dalam mengurangi kehilangan darah menstruasi dan sering direkomendasikan sebagai pilihan lini pertama pengobatan untuk PMB. Studi menunjukkan peningkatan signifikan dalam kadar hemoglobin dan ferritin setelah penggunaan LNG-IUS, sejalan dengan perbaikan pola perdarahan.
Pentingnya Kesadaran dan Deteksi Dini
Peningkatan kesadaran tentang kesehatan reproduksi sangat penting bagi kesejahteraan perempuan. Deteksi dan diagnosis dini PMB memungkinkan terapi yang lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidup. Di Indonesia, stigma dan rasa malu seringkali menghambat penanganan PMB, mengakibatkan penundaan pengobatan dan kualitas hidup yang lebih buruk.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya nyata dalam meningkatkan pengetahuan perempuan Indonesia tentang kesehatan reproduksi. Salah satu inisiatif yang baru diluncurkan adalah platform pemberdayaan perempuan yang berfokus pada kesehatan reproduksi, dengan tujuan memberdayakan perempuan untuk lebih memahami kesehatan reproduksi mereka dan segera mencari bantuan medis jika mengalami perdarahan menstruasi yang tidak normal. Kampanye publik juga diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama perempuan Indonesia, terkait PMB, demi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik.