MOSKOW – Rusia membuka pintu bagi miliarder teknologi Elon Musk dengan tawaran suaka politik, menyusul memanasnya perseteruan antara dirinya dengan mantan Presiden AS, Donald Trump. Dmitry Novikov, pejabat tinggi di Duma Negara Rusia, menyampaikan bahwa Rusia siap menampung Musk jika diperlukan.
Tawaran ini muncul setelah masa jabatan singkat Musk di Gedung Putih sebagai penanggung jawab efisiensi pemerintah berakhir, dan ketegangan antara dirinya dengan Trump semakin meningkat.
Konflik dimulai ketika Musk mengkritik kebijakan pajak pemerintah AS yang berpotensi meningkatkan defisit negara hingga ratusan miliar dolar. Trump kemudian menyerang Musk secara personal, menyebutnya "gila". Musk membalas dengan menyatakan bahwa Trump berutang kemenangan elektoralnya padanya.
Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, bahkan bercanda menawarkan diri sebagai mediator antara Trump dan Musk, dengan imbalan saham Starlink.
Sebelumnya, Musk adalah figur penting dalam pemerintahan Trump. Namun, posisinya berubah drastis seiring waktu. Meskipun awalnya mendukung Ukraina dan menyediakan sistem Starlink, Musk kini semakin menyuarakan narasi yang selaras dengan kepentingan Rusia.
Musk bahkan mengklaim bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kehilangan dukungan di dalam negeri dan menuduh Kyiv melakukan "penggilingan daging tanpa akhir". Ia juga menentang bantuan militer AS ke Ukraina, dengan alasan hal itu hanya memperpanjang konflik.
Pernyataan Musk ini mendapat pujian dari pejabat dan propagandis Rusia, yang kini memandang miliarder tersebut sebagai sosok yang simpatik terhadap pandangan mereka.