Siapa sangka, kebiasaan begadang yang sering dianggap sepele ternyata menyimpan bahaya serius. Penelitian terbaru menunjukkan adanya kaitan erat antara kurang tidur dengan peningkatan risiko demensia, penyakit yang kerap dikaitkan dengan usia lanjut.
Kualitas tidur yang buruk, termasuk begadang dan pola tidur tidak teratur, dapat mempercepat penumpukan plak beta-amiloid di otak. Plak ini merupakan salah satu penyebab utama penyakit Alzheimer, jenis demensia yang paling umum.
Demensia bukan sekadar pikun biasa. Ini adalah sindrom yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan perubahan perilaku yang signifikan, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala awalnya seringkali tidak disadari, hingga kondisinya semakin parah.
Para ahli saraf menekankan pentingnya tidur yang cukup dan berkualitas. Orang dewasa idealnya membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam. Kurang tidur dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada fungsi otak.
Tekanan pekerjaan, gaya hidup serba digital, dan tuntutan akademik seringkali menjadi alasan seseorang begadang. Namun, konsekuensi jangka panjangnya tidak bisa diabaikan. Selain demensia, kurang tidur juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, dan depresi.
Pencegahan demensia bisa dimulai dari hal sederhana. Cukup tidur, makan makanan sehat, berolahraga teratur, serta aktif bersosialisasi dan terlibat dalam aktivitas intelektual. Menjaga kesehatan otak sejak dini adalah investasi berharga untuk masa depan.
Jadi, sepintar apapun Anda, jika kebiasaan tidur terus diabaikan, waspadalah. Demensia bisa mengintai di balik kebiasaan begadang Anda. Prioritaskan tidur untuk kesehatan otak yang optimal!