Garuda Indonesia Gelar RUPS-LB Akhir Juni 2025, Bahas Perombakan Pengurus dan Restrukturisasi

Maskapai penerbangan nasional, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada 30 Juni 2025. Acara penting ini akan bertempat di Gedung Manajemen Garuda, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Agenda utama RUPS-LB ini adalah pengambilan keputusan terkait perubahan susunan pengurus perseroan. Keputusan ini sejalan dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan serta Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perubahan pengurus diputuskan melalui RUPS. Usulan perubahan ini datang dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.

Selain perombakan pengurus, RUPS-LB Garuda juga akan membahas rencana restrukturisasi perusahaan. Restrukturisasi ini bertujuan untuk memulihkan kesehatan finansial dan kinerja Garuda Indonesia secara menyeluruh.

Pelaksanaan restrukturisasi ini didasarkan pada Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Menteri BUMN tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan BUMN. Ketentuan ini mewajibkan perseroan untuk memperoleh persetujuan dari RUPS dalam melaksanakan restrukturisasi.

Keputusan untuk melakukan restrukturisasi ini diambil seiring dengan laporan keuangan Garuda yang menunjukkan kerugian bersih sebesar US$ 76 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun pada kuartal I 2025. Meskipun demikian, Garuda mencatat peningkatan pendapatan dari segmen penerbangan tidak terjadwal sebesar US$ 37 juta pada periode yang sama.

Pendapatan dari segmen penerbangan berjadwal juga mengalami kenaikan tipis, dari US$ 599 juta menjadi US$ 603 juta di kuartal I 2025. Segmen pemeliharaan pesawat menyumbang pendapatan sebesar US$ 95,36 juta, sementara pendapatan dari operasional lainnya tercatat sebesar US$ 93,7 juta.

Pada kuartal I 2025, ekuitas Garuda tercatat minus Rp 23,2 triliun, dengan total liabilitas atau utang perseroan mencapai Rp 62,5 triliun. RUPS-LB ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membenahi kondisi keuangan dan kinerja Garuda Indonesia di masa mendatang.

Scroll to Top