Serangan Drone Ukraina Gemparkan Moskow, Penerbangan Terganggu

MOSKOW – Serangan pesawat tanpa awak Ukraina menargetkan jantung Moskow, menyebabkan gangguan signifikan pada aktivitas penerbangan di ibu kota Rusia. Otoritas setempat terpaksa menutup dua bandara utama sebagai langkah pencegahan.

Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara Rusia berhasil menangkis sembilan drone Ukraina yang mengarah ke kota pada dini hari. Tim darurat segera dikerahkan ke lokasi jatuhnya puing-puing drone, meskipun belum ada laporan kerusakan signifikan.

Selain Moskow, serangan drone juga menyasar wilayah lain. Pabrik kimia Azot di wilayah Tula mengalami kebakaran singkat akibat serangan serupa, mengakibatkan dua orang terluka. Sementara itu, di wilayah Kaluga, tujuh drone berhasil dihancurkan. Tula dan Kaluga berbatasan langsung dengan wilayah Moskow di selatan.

Lembaga penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsia, mengumumkan penutupan sementara bandara Vnukovo dan Domodedovo demi menjamin keselamatan penerbangan.

Eskalasi serangan antara Rusia dan Ukraina terjadi di tengah upaya kedua negara untuk kembali berunding, pertama kalinya sejak awal konflik pada Februari 2022.

Di sisi lain, serangan Rusia juga menghantam wilayah Ukraina tengah, menyebabkan satu korban jiwa dan kerusakan luas. Wilayah industri Dnipropetrovsk menjadi sasaran serangan drone, artileri, dan roket, yang merusak bangunan dan jaringan listrik.

Seorang pria tewas akibat serangan udara di distrik Synelnykivsky, Dnipropetrovsk. Lima rumah pribadi dan sebuah taman kanak-kanak juga mengalami kerusakan. Di distrik Nikopol, sebuah bisnis, empat rumah, dan kabel listrik terdampak serangan.

Dalam beberapa hari terakhir, Moskow melancarkan serangkaian serangan balasan sebagai respons atas serangan Kyiv terhadap pangkalan udara Rusia. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas penundaan pertukaran tahanan skala besar, yang merupakan satu-satunya hasil konkret dari perundingan di Istanbul.

Pertukaran tahanan, yang semula dijadwalkan akhir pekan ini, akan membebaskan lebih dari 1.000 orang dari masing-masing pihak. Namun, Rusia menuduh Ukraina tidak menyetujui tanggal pertukaran, sementara Kyiv menuduh Rusia melakukan "permainan kotor" dengan melanggar parameter yang disepakati.

Scroll to Top