Jemaah Haji Indonesia Tempuh Puluhan Kilometer dengan Berjalan Kaki, Mengenang Jejak Rasulullah

Mekah – Sejumlah jemaah haji asal Jawa Timur memilih cara yang unik dan penuh makna dalam menunaikan ibadah haji tahun ini. Mereka memutuskan untuk berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Masjidil Haram, jarak yang mencapai sekitar 16 kilometer. Aksi ini dilakukan untuk mengenang perjalanan haji di masa Nabi Muhammad SAW.

Masudi, seorang jemaah berusia 34 tahun asal Sumenep, mengungkapkan bahwa ia bersama tujuh orang rekannya berjalan kaki sejak dini hari, Jumat (6/6) waktu Arab Saudi. Meskipun petugas haji telah menawarkan bus, mereka tetap teguh dengan niatnya.

"Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Setelah wukuf di Arafah, kami dibawa ke Muzdalifah. Dari sana, saya berjalan kaki ke Jamarat dan kemudian ke Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf ifadah dan sai," ujarnya di Mekah, Minggu (8/6/2025).

Setelah beristirahat sejenak di hotel, Masudi dan rombongannya melanjutkan perjalanan dengan taksi menuju terowongan yang mengarah ke Mina. Dari sana, mereka kembali berjalan kaki sejauh 4,5 kilometer menuju tenda mabit karena tidak ada taksi yang diizinkan masuk ke area Mina saat puncak haji.

Masudi mengaku bahwa tidak ada satupun dari mereka yang mengeluh kelelahan selama perjalanan panjang tersebut. Niat untuk berjalan kaki dari Muzdalifah ke Masjidil Haram sudah tertanam sejak mereka masih berada di Sumenep.

"Alhamdulillah, kami masih diberikan kesehatan dan kesegaran," katanya.

Ia menambahkan bahwa kekuatan mereka dalam menempuh perjalanan ini adalah berkat bantuan Allah SWT. Bahkan, salah satu anggota rombongan yang sempat sakit sebelum keberangkatan ke Saudi justru merasa lebih segar dan kuat saat berjalan jauh selama puncak haji.

Nafi, jemaah asal Sumenep lainnya yang ikut berjalan kaki, menceritakan bahwa rekannya yang sempat sakit telah disarankan untuk naik bus. Namun, ia tetap memilih untuk bergabung dengan rombongan berjalan kaki.

Pengalaman ini membuat perjalanan haji mereka terasa unik dan berkesan. Nafi menyebut bahwa berjalan kaki dari Muzdalifah ke Masjidil Haram membuatnya terbayang akan perjalanan haji di era Nabi Muhammad SAW ribuan tahun lalu.

"Dulu Rasulullah tidak seperti sekarang. Sekarang jalan sudah bagus dan lurus. Rasulullah dulu naik gunung, turun gunung. Alhamdulillah, kami semua semangat dan sehat," ujarnya.

Muzdalifah dan Mina sendiri merupakan gurun pasir yang dikelilingi oleh sejumlah gunung dan bukit berbatu. Meskipun saat ini jemaah tidak perlu lagi mendaki gunung karena sudah ada terowongan besar yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi untuk akses menuju Mekah, perjalanan kaki ini tetap menjadi simbol penghormatan dan pengingat akan sejarah Islam.

Nafi juga menyampaikan apresiasinya kepada petugas haji yang telah melayani jemaah dengan baik. Ia mengatakan bahwa seluruh layanan, mulai dari hotel, makanan, hingga pelayanan, diberikan dengan sangat baik sejak mereka tiba di Madinah, Mekah, hingga puncak haji.

Scroll to Top