Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengabarkan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah menyampaikan permohonan maaf atas sejumlah kendala yang terjadi selama pelaksanaan ibadah haji 2025, terutama pada fase puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Permintaan maaf ini disampaikan langsung saat Nasaruddin diundang oleh Putra Mahkota sekaligus PM Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS), di Istana Kerajaan.
Salah satu isu utama yang disoroti adalah keterlambatan pergerakan jemaah haji dari Muzdalifah menuju Mina, yang memaksa sebagian jemaah haji Indonesia untuk berjalan kaki menuju Mina karena padatnya lalu lintas.
Meskipun demikian, Menag Nasaruddin memastikan bahwa tidak ada jemaah Indonesia yang sampai terlantar. Ia menyatakan bahwa seluruh jemaah berhasil dievakuasi, kecuali mereka yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, terpaksa berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, mengakui adanya keterlambatan evakuasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Menurutnya, meskipun pemberangkatan awal jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina sudah sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi, yaitu dimulai pukul 23.35 Waktu Arab Saudi (WAS) pada 10 Zulhijjah 1446 H, namun realisasinya di lapangan mengalami kendala.
Hilman menjelaskan bahwa proses evakuasi secara keseluruhan baru selesai pada pukul 09.40 WAS, terlambat 40 menit dari target yang ditetapkan. Beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan ini antara lain jadwal bus yang tidak konsisten, keterlambatan perputaran bus dari Mina ke Muzdalifah akibat kepadatan lalu lintas, dan banyaknya jemaah yang memilih berjalan kaki karena khawatir tidak terangkut hingga siang hari.