Isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebut-sebut masuk dalam bursa calon ketua umum (caketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, Jokowi lebih menunjukkan ketertarikan untuk bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Adi Prayitno berpendapat, kedekatan PSI dengan Jokowi sudah terjalin sejak lama. PSI menjadikan Jokowi sebagai panutan dalam setiap langkah politiknya. Menurutnya, setiap gerak politik PSI selalu berorientasi pada sosok Jokowi. Kondisi ini menciptakan simbiosis mutualisme antara Jokowi dan PSI, di mana keduanya saling menguntungkan dan membutuhkan.
Lebih lanjut, Adi menganalisis bahwa meskipun Jokowi sempat diisukan akan menjadi Ketum Golkar atau PPP, namun yang paling relevan adalah jika ia bergabung dengan PSI. Ia menjelaskan, Jokowi memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik para pendukungnya agar turut mendukung partai yang ia naungi. Dengan bergabung ke Golkar, PPP, atau PSI, diharapkan para loyalis Jokowi akan menjadi bagian dari pemilih partai tersebut.
Menanggapi isu tersebut, Jokowi sendiri menyatakan lebih tertarik untuk bergabung dengan PSI. Ia merasa bahwa banyak calon ketua umum PPP yang lebih baik, memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi yang mumpuni.
Sementara itu, Ketua DPP PPP Syaifullah Tamliha menegaskan bahwa partainya tidak pernah secara formal menawarkan posisi caketum kepada Jokowi. Ia menghormati hak politik Jokowi untuk menjadikan PSI sebagai kendaraan politiknya. Syaifullah menambahkan bahwa PPP memiliki stok calon ketua umum yang cukup, dan masih memiliki waktu untuk menjaring calon-calon terbaik menjelang Muktamar yang akan digelar pada bulan September mendatang.