Japanese Encephalitis (JE) menjadi perhatian serius setelah ditemukan kasus di Pangandaran, Jawa Barat pada April 2025. Penyakit ini bukan hal baru, namun jarang terjadi dan bersifat serius, menjadikannya Kejadian Luar Biasa (KLB) meski jumlah penderitanya sedikit.
JE adalah radang otak yang disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis (JEV), ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex. Penyakit ini sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak, dengan tingkat kematian mencapai 20-30%. Penting untuk mengenali lebih dalam tentang penyakit ini demi melindungi diri dan keluarga.
Penyebab Penyakit JE
Virus JE termasuk dalam kelompok flavivirus, berkerabat dekat dengan virus demam berdarah, demam kuning, dan West Nile. Virus ini menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi dari hewan, terutama babi dan burung air. Nyamuk ini aktif di malam hari dan banyak ditemukan di area persawahan. Kasus JE cenderung meningkat di musim hujan karena populasi nyamuk yang bertambah.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Seringkali, JE tidak menunjukkan gejala. Jika ada, gejala yang muncul biasanya ringan, seperti demam, sakit kepala, mual, dan muntah. Gejala ini muncul dalam 4-15 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Namun, pada 1 dari 250 kasus, JE dapat menimbulkan gejala berat, meliputi:
- Demam tinggi
- Napas cepat
- Leher kaku
- Muntah parah
- Kaku otot
- Gangguan penglihatan (papiledema)
- Linglung
- Sulit berbicara
- Tremor
- Kejang (terutama pada anak-anak)
- Lumpuh
- Koma
Gejala JE berat lebih berisiko terjadi pada anak usia 2-10 tahun dan lansia. Bahkan, 30-50% pasien yang sembuh dari JE berat dapat mengalami gangguan saraf permanen, lumpuh, gangguan bicara, gangguan memori, dan gangguan mental.
Komplikasi Serius Akibat JE
JE yang berat dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Sindrom Guillain-Barré
- Penumpukan cairan di otak (hidrosefalus)
- Koma
- Kematian (pada 20-30% kasus)
Pasien JE seringkali membutuhkan perawatan intensif dan rawat inap yang lama, sehingga rentan terhadap komplikasi lain seperti pneumonia dan luka tekan (ulkus dekubitus).
Langkah Pencegahan Efektif
Vaksinasi adalah upaya utama untuk mencegah JE. Vaksin JE telah masuk dalam program imunisasi dasar pada anak usia 9 bulan dengan dosis tunggal. Vaksinasi booster direkomendasikan 1-2 tahun berikutnya untuk perlindungan jangka panjang.
Selain vaksinasi, lindungi diri dari gigitan nyamuk dengan cara:
- Menggunakan losion antinyamuk saat beraktivitas di luar ruangan.
- Mengenakan pakaian lengan panjang di area banyak tanaman.
- Menggunakan kelambu saat tidur, terutama tanpa AC.
- Membersihkan tempat genangan air secara rutin.
- Tidak menumpuk barang bekas.
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami demam dan gejala tidak enak badan, terutama jika baru bepergian ke daerah dengan kasus JE. Ingatlah, gejala ringan JE mirip dengan penyakit lain.