Pasar keuangan Indonesia menunjukkan performa yang solid pada penutupan perdagangan minggu lalu, dengan indeks saham dan nilai tukar rupiah menguat, serta obligasi pemerintah menarik minat investor asing.
Prospek Pasar Domestik: Volatilitas Menanti
Hari ini, pasar keuangan domestik diperkirakan akan mengalami fluktuasi, mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah, dan Surat Berharga Negara (SBN).
Pada penutupan perdagangan Kamis (5/6/2025), IHSG menguat 0,63% ke level 7.113. Nilai transaksi mencapai Rp16,41 triliun dengan 23,02 miliar saham berpindah tangan. Mayoritas saham (279) menguat, sementara 332 saham melemah dan 197 stagnan. Investor asing mencatatkan outflow sebesar Rp720 miliar. Sektor industri dasar memimpin penguatan (1,74%), sedangkan sektor kesehatan mengalami penurunan terbesar (1,07%).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup pada Rp16.270/US$, menguat 0,09%. Data tenaga kerja AS yang lemah menekan indeks dolar AS, memberikan dorongan bagi rupiah.
Imbal hasil SBN tenor 10 tahun turun 0,85% menjadi 6,751%, mengindikasikan aksi beli obligasi oleh investor.
Wall Street Beragam di Tengah Pembicaraan Dagang AS-China
Bursa saham AS ditutup dengan hasil beragam. Indeks S&P 500 naik 0,09% dan Nasdaq Composite menguat 0,31%, sementara Dow Jones Industrial Average turun tipis.
Perwakilan AS dan China melakukan pembicaraan dagang di London. Fokus utama adalah memastikan China akan kembali mengekspor mineral kritis. Pembicaraan ini menyusul panggilan telepon antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping minggu lalu.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar
- Inflasi AS: Data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu dan Kamis akan menjadi fokus utama.
- Perang Dagang AS-China: Pembicaraan dagang yang sedang berlangsung antara AS dan China sangat mempengaruhi pasar global, termasuk Indonesia.
- Data Ekonomi China: Data inflasi dan ekspor China menunjukkan tantangan ekonomi dan dampak perang dagang. Deflasi di China dan penurunan ekspor ke AS memberikan gambaran yang kurang menggembirakan.
- Cadangan Devisa Indonesia: Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa Indonesia periode Mei 2025.
- Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Penjualan Ritel Indonesia: Data IKK dan penjualan ritel akan memberikan gambaran tentang sentimen konsumen dan aktivitas ekonomi di Indonesia.
Agenda dan Data Ekonomi Penting
- 10 Juni 2025: Rilis data cadangan devisa Indonesia periode Mei 2025 dan data IHK Brasil periode Mei 2025.
- 12 Juni 2025: Rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia periode Mei 2025 dan data Indeks Harga Produsen (IHP) AS periode Mei 2025.
- 13 Juni 2025: Rilis data penjualan ritel Indonesia periode April 2025.
Aksi Korporasi
Beberapa emiten akan melakukan pembayaran dividen tunai dan saham bonus.
Kesimpulan
Pasar keuangan Indonesia akan dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Perkembangan perang dagang AS-China, data inflasi AS, dan data ekonomi domestik akan menjadi kunci pergerakan pasar. Investor perlu memantau perkembangan ini dengan cermat untuk membuat keputusan investasi yang tepat.