Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, secara mengejutkan mengusulkan agar kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dipindahkan dari New York, Amerika Serikat, ke kota Sochi di pesisir Laut Hitam, Rusia.
Lavrov mengemukakan ide ini dalam Forum Masa Depan 2050 di Moskow, dengan menyebutkan bahwa usulan serupa pernah dilontarkan oleh pemimpin Soviet Joseph Stalin. Stalin, menurut Lavrov, awalnya menyarankan lokasi tersebut, namun kemudian mengalah pada Presiden AS Franklin Roosevelt yang memilih New York sebagai markas PBB sejak 1951.
Menlu Rusia mengakui bahwa memindahkan markas PBB akan menjadi tugas yang sangat sulit. Struktur organisasi, investasi properti, dan para personel yang telah mapan di New York menjadi tantangan tersendiri. Lavrov menggambarkan perubahan ini sebagai sesuatu yang "menakutkan untuk dibayangkan".
Usulan ini muncul setelah insiden diplomatik di mana Amerika Serikat menolak visa bagi delegasi Rusia yang akan menghadiri sesi Majelis Umum PBB pada tahun 2019. Rusia adalah salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, selain China, AS, Inggris, dan Prancis. Kelima negara ini memiliki hak veto dalam pengambilan keputusan.
Selain usulan pemindahan markas PBB, Rusia juga mendorong perluasan keanggotaan Dewan Keamanan. Lavrov menekankan pentingnya memasukkan India, Brasil, dan perwakilan dari Afrika sebagai anggota tetap untuk memastikan representasi yang lebih adil dari seluruh dunia. Menurut Lavrov, negara-negara Barat saat ini memiliki terlalu banyak perwakilan di PBB.