Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekali lagi menetapkan mpox sebagai darurat kesehatan global pada 5 Juni 2025, menyusul peningkatan kasus yang signifikan di berbagai belahan dunia, khususnya Afrika Barat. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran penyakit ini ke berbagai negara, termasuk Indonesia, yang telah melaporkan kasus mpox dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun status darurat sempat dicabut pada Mei 2023, lonjakan kasus pada tahun 2024 dan 2025 memaksa WHO untuk kembali memperingatkan dunia akan bahaya penyakit ini.
Situasi Mpox di Indonesia
Di Indonesia, tren peningkatan wabah mpox sudah mulai terlihat, dengan 88 kasus tercatat antara tahun 2022 hingga 2024. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024, terdapat 14 kasus baru, menandakan peningkatan yang patut diwaspadai.
Meskipun jumlah kasus relatif rendah dibandingkan negara lain, potensi penularan yang cepat dan risiko penyebaran dari luar negeri menjadikan mpox sebagai ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Pemerintah telah memperketat pengawasan dan pencegahan penyebaran virus di seluruh wilayah. Namun, tantangan tetap ada, mengingat tingginya mobilitas penduduk dan perjalanan internasional yang dapat mempercepat penularan penyakit ini.
Mengenal Penyebab dan Cara Penularan Mpox
Mpox disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV), yang termasuk dalam keluarga orthopoxvirus, yang juga menyebabkan cacar. Penyakit ini awalnya menular dari hewan ke manusia, tetapi kini dapat menyebar antarmanusia melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh penderita. Penularan juga dapat terjadi melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, sprei, atau handuk yang digunakan oleh penderita.
Di Indonesia, risiko penyebaran penyakit ini meningkat, terutama di daerah yang memiliki interaksi erat dengan wilayah endemik atau negara-negara yang melaporkan lonjakan kasus mpox. Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang tepat sangat krusial untuk meminimalkan dampak wabah ini.
Gejala Mpox yang Perlu Diperhatikan
Gejala mpox bervariasi, dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum yang mungkin muncul meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri punggung
- Nyeri otot
- Lemas dan kelelahan
- Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di ketiak, leher, dan selangkangan
- Munculnya lesi atau ruam yang berkembang dari bintik merah menjadi lesi berisi cairan bening, kemudian berubah menjadi nanah, dan akhirnya mengering serta mengelupas
Gejala-gejala ini umumnya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu, dan sebagian besar penderita sembuh dengan perawatan suportif. Namun, dalam kasus yang lebih parah, perawatan medis lebih lanjut mungkin diperlukan.
Langkah-langkah Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Mpox
Menghadapi potensi penyebaran mpox yang semakin mengkhawatirkan, pemerintah Indonesia terus memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian. Beberapa langkah yang telah diambil antara lain:
- Vaksinasi: Pemerintah menggalakkan vaksinasi cacar sebagai langkah pencegahan awal.
- Peningkatan Pengawasan: Pemeriksaan kesehatan diperketat, terutama di bandara dan pelabuhan, untuk mendeteksi kasus mpox yang masuk dari luar negeri.
- Sosialisasi: Edukasi tentang gejala dan cara pencegahan mpox terus disosialisasikan kepada masyarakat luas agar dapat mendeteksi lebih dini dan mencegah penyebaran.
Mpox kembali menjadi ancaman global, dan Indonesia tidak luput dari risiko penyebaran virus ini. Dengan lonjakan kasus yang terus meningkat di beberapa negara, termasuk Indonesia, kewaspadaan tinggi sangat diperlukan. Upaya pencegahan seperti vaksinasi, pengawasan yang ketat, dan edukasi kepada masyarakat akan menjadi kunci dalam mencegah wabah mpox menyebar lebih luas. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti protokol kesehatan dan waspada terhadap gejala-gejala yang timbul.