Anggota DPRD DKI Jakarta menyoroti pelaksanaan fogging demam berdarah dengue (DBD) yang dianggap memberatkan masyarakat. Keluhan muncul karena fogging baru dilakukan setelah ada warga yang terjangkit DBD di lingkungan tersebut.
Menurut laporan yang diterima, permintaan fogging dari warga kerap kali tak dipenuhi, meskipun populasi nyamuk sudah sangat banyak di sekitar tempat tinggal mereka. Kondisi ini dinilai membahayakan warga.
Seharusnya, pemerintah daerah DKI Jakarta lebih proaktif dalam mencegah penyebaran DBD. Tindakan reaktif, seperti menunggu adanya korban baru melakukan fogging, bukanlah solusi yang ideal. Petugas kesehatan diharapkan lebih responsif terhadap laporan warga dan segera melakukan tindakan pencegahan.
DPRD DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Kepala Puskesmas dan Walikota Jakarta Selatan, untuk mengatasi masalah ini. Warga berharap lingkungan mereka segera di-fogging demi melindungi keluarga dari ancaman DBD.
Selain fogging, pemerintah juga diminta untuk fokus pada kebersihan lingkungan. Genangan air dan tumpukan sampah harus dihilangkan karena berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk DBD.
Kasus DBD di Jakarta Selatan Menurun Dibanding Tahun Lalu
Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat ada 428 kasus DBD hingga pertengahan April 2025. Angka ini terdiri dari 169 kasus di bulan Januari, 141 kasus di bulan Februari, 110 kasus di bulan Maret, dan 8 kasus di bulan April. Jagakarsa menjadi kecamatan dengan kasus DBD tertinggi, sementara Tebet terendah.
Meskipun demikian, jumlah kasus DBD di Jakarta Selatan mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Januari hingga pertengahan April 2024, tercatat 1.302 kasus DBD.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka DBD, seperti memaksimalkan peran kader Jumantik, melakukan fogging di lingkungan sekolah dan pemukiman, serta sosialisasi pencegahan DBD kepada masyarakat.
Secara keseluruhan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menangani 2.301 kasus DBD hingga April 2025. Angka ini juga menunjukkan penurunan dibandingkan April tahun lalu yang mencapai 3.164 kasus.