Trump Sebut Demonstran "Binatang" Usai Pembakaran Bendera di Los Angeles

Presiden Donald Trump mengecam keras para demonstran yang membakar bendera Amerika Serikat saat unjuk rasa di Los Angeles. Ia menyebut mereka sebagai "binatang" dan menyerukan hukuman penjara selama satu tahun bagi pelaku pembakaran bendera.

Kecaman ini disampaikan saat Trump berpidato di Fort Bragg, North Carolina, bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-250 Angkatan Darat AS. Ia juga menyinggung pengerahan tambahan Garda Nasional dan Korps Marinir untuk menenangkan situasi.

Trump menuduh para pengunjuk rasa bertujuan untuk melanjutkan "invasi asing" ke negara itu. Ia menekankan bahwa mereka dengan bangga membawa bendera negara lain, namun justru membakar bendera Amerika.

Sebelumnya, Trump telah mengesahkan penambahan 2.000 pasukan Garda Nasional ke Los Angeles, bersama dengan 700 tentara Korps Marinir. Keputusan ini diambil setelah 300 pasukan awal tiba di kota tersebut.

Unjuk rasa di Los Angeles dimulai setelah penangkapan lebih dari 40 orang oleh otoritas imigrasi federal. Bentrokan antara pengunjuk rasa dan pihak berwenang pun tak terhindarkan, dengan penggunaan gas air mata dan bahan peledak oleh petugas, serta lemparan batu oleh pengunjuk rasa.

Keputusan Trump ini menandai pertama kalinya dalam enam dekade seorang presiden mengaktifkan Garda Nasional ke suatu negara bagian tanpa permintaan dari gubernurnya. Gubernur California, Gavin Newsom, menyebut tindakan ini "ilegal" dan mengajukan mosi darurat untuk memblokir pengerahan tersebut. Ia menilai pengerahan pasukan Garda Nasional sebagai tindakan yang memicu ketakutan dan teror.

Sementara itu, Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden tidak akan mengizinkan "aturan massa" setelah protes menyebar. Juru bicara Gedung Putih juga menyalahkan Gubernur Newsom dan Walikota Los Angeles, Karen Bass, karena dianggap telah "menyulut api" bentrokan.

Trump sebelumnya menuduh para pengunjuk rasa sebagai "pemberontak bayaran" dan menduga adanya pihak yang mendanai mereka. Gedung Putih menyatakan sedang menyelidiki klaim tersebut.

Scroll to Top