Eliminasi Malaria: Pendekatan Holistik untuk Masa Depan Bebas Malaria di Indonesia

Malaria, penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia. Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa malaria adalah penyakit yang dapat dideteksi, diobati, dan dicegah, membuka jalan bagi eliminasi malaria di Indonesia.

Untuk mencapai tujuan ini, pendekatan yang komprehensif dan holistik diperlukan. Eliminasi malaria tidak hanya berfokus pada manusia, tetapi juga pada lingkungan dan vektor penularan.

Tiga Pilar Strategi Eliminasi Malaria:

  1. Pendekatan Manusia: Intervensi langsung yang menyasar individu dan komunitas untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati infeksi malaria secara tepat waktu dan efektif.
  2. Pendekatan Lingkungan: Upaya mengubah dan memperbaiki kondisi lingkungan agar tidak mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles betina, sekaligus mengurangi kontak antara manusia dan nyamuk.
  3. Pendekatan Vektor: Pengendalian dan pemutusan siklus hidup nyamuk Anopheles, pembawa parasit malaria.

Ketiga pendekatan ini sangat krusial, mengingat peningkatan kasus malaria yang tercatat dalam sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2015, tercatat 217.025 kasus, dan meningkat menjadi 239.733 kasus pada 2025.

Gejala malaria yang perlu diwaspadai antara lain demam, menggigil, sakit kepala, keringat berlebihan, lemas, mual, muntah, serta nyeri otot dan sendi.

Dengan strategi yang terintegrasi dan melibatkan semua pihak, Indonesia dapat mewujudkan masa depan bebas malaria.

Scroll to Top