Polemik Kuota Internet Hangus: Tanggapan Resmi dari Industri Telekomunikasi Indonesia

Isu kuota internet yang hangus dan merugikan masyarakat hingga miliaran rupiah menjadi perhatian utama. Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) memberikan pernyataan resmi terkait hal ini.

ATSI menegaskan bahwa seluruh operator telekomunikasi anggota menjalankan bisnis dengan prinsip tata kelola yang baik dan selalu mematuhi regulasi yang berlaku. Penentuan harga, besaran kuota, dan masa aktif layanan prabayar telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo No. 5 Tahun 2021, khususnya Pasal 74 Ayat 2, yang mengatur batas waktu penggunaan deposit prabayar.

Selain itu, aturan ini juga selaras dengan ketentuan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan yang menyatakan bahwa pulsa bukanlah alat pembayaran yang sah atau uang elektronik, sehingga dikenakan PPN seperti barang konsumsi lainnya.

Pemberlakuan masa aktif dipandang wajar dalam industri telekomunikasi. Kuota internet terikat pada lisensi spektrum yang diberikan pemerintah dalam jangka waktu tertentu, bukan hanya berdasarkan volume pemakaian. Hal ini membedakan kuota internet dari token listrik atau uang elektronik untuk pembayaran tol.

Praktik masa aktif ini juga umum di berbagai sektor, seperti tiket transportasi, kupon, dan keanggotaan klub. Bahkan, operator telekomunikasi global di negara seperti Australia dan Malaysia juga menerapkan kebijakan serupa, di mana kuota internet bisa hangus jika tidak digunakan dalam periode waktu tertentu.

ATSI menekankan transparansi sebagai prinsip utama. Informasi lengkap mengenai transaksi kuota internet selalu dicantumkan saat pembelian dan tersedia di situs web masing-masing operator. Pelanggan memiliki kebebasan memilih paket data sesuai kebutuhan, dengan informasi yang jelas mengenai besaran kuota, harga, dan masa aktif penggunaan.

Untuk meningkatkan literasi digital masyarakat terkait cara kerja kuota internet, ATSI terbuka untuk berdialog dengan berbagai pihak terkait. Kebijakan yang adil bagi pelanggan dan mendukung keberlanjutan industri harus didasarkan pada pemahaman mendalam tentang model bisnis telekomunikasi.

Scroll to Top