Aktris ternama, Salma Hayek, membuka diri tentang pengalaman pahitnya menjadi korban pelecehan seksual oleh produser Hollywood yang sangat berpengaruh, Harvey Weinstein. Pengakuan ini mengungkap luka mendalam yang dialaminya selama berkarier di industri perfilman.
Meskipun menjadi korban, Salma memilih untuk menyimpan rapat kejadian traumatis tersebut demi melindungi sahabatnya, aktris Penelope Cruz. Keputusan ini sempat menimbulkan kekecewaan di antara orang-orang terdekatnya, termasuk Penelope sendiri.
"Beberapa orang marah padaku, termasuk Penelope Cruz. Namun, aku melakukan itu untuk melindunginya," ungkap Salma.
Salma Hayek selalu mengawasi interaksi antara Harvey dan Penelope. Ia memastikan bahwa Harvey tidak pernah mendekati sahabatnya tersebut. Salma khawatir jika ia bersuara, hal itu dapat merusak peluang karier Penelope yang sedang bersinar.
"Mereka (Miramax) membuat film yang bagus-bagus. Ia (Penelope) tak memiliki masalah sepertiku. Jika aku memberitahukannya, mungkin saja itu akan mempengaruhi pilihan film yang sebenarnya sangat baik untuk kariernya," tambahnya.
Salma juga menyesali keterlambatannya dalam bergabung dengan para aktris lain yang berani mengungkap perilaku bejat Weinstein. Aktris berdarah Meksiko ini membutuhkan waktu dua bulan setelah laporan pertama dipublikasikan sebelum akhirnya berani berbicara.
"Aku merasa seperti pengecut. Aku sudah bekerja dan mendukung para wanita selama dua dekade. Lalu sekarang aku jadi seperti pengecut," tuturnya.
Kerja sama Salma dan Harvey bermula saat ia membintangi film Frida pada tahun 2002. Salma mengenal Harvey melalui sutradara Robert Rodriguez dan produser Elizabeth Avellan, yang telah bekerja sama dengannya dalam beberapa proyek film sebelumnya.
Awalnya, Salma melihat Harvey sebagai sosok yang cerdas, loyal, dan dekat seperti keluarga. Namun, kenyataan pahit muncul saat proses syuting dimulai. Harvey mengancam akan menghentikan produksi film Frida jika Salma menolak melakukan adegan seks dengan aktris Ashley Judd, yang ternyata juga menjadi korban pelecehan Weinstein.
Dengan berat hati, Salma akhirnya menyetujui permintaan tersebut, meskipun ia sangat menderita secara emosional.
"Pada saat itu, saya mulai muntah, sementara satu set syuting masih menunggu di lokasi. Saya harus minum obat penenang yang akhirnya membuat saya berhenti menangis, meski membuat muntah saya bertambah parah," tutupnya.