Sepanjang tahun 2024, Indonesia menghadapi peningkatan kasus sifilis yang mengkhawatirkan. Lebih dari 23 ribu warga terdiagnosis penyakit menular seksual yang juga dikenal sebagai raja singa ini. Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, memicu kekhawatiran serius di kalangan tenaga medis.
Memahami Sifilis Lebih Dalam
Sifilis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penularan umumnya terjadi melalui kontak langsung, seringkali melalui luka kecil saat berhubungan seksual. Meskipun sering dikaitkan dengan perilaku seksual yang tidak aman, penting untuk diingat bahwa siapa pun berpotensi terinfeksi, bahkan mereka yang tidak aktif secara seksual.
Sifilis bukan penyakit diskriminatif. Kementerian Kesehatan mengingatkan bahwa siapapun berisiko tertular. Penting untuk menjaga kesehatan, bukan hanya citra diri.
Jika tidak segera diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ vital seperti otak, jantung, dan bahkan berakibat fatal.
Mengenali Gejala Sifilis
Perjalanan penyakit sifilis berlangsung melalui beberapa tahap:
- Tahap Awal: Muncul luka (chancre) yang tidak terasa sakit di area kelamin, anus, atau mulut. Luka ini seringkali tidak disadari dan dapat sembuh dengan sendirinya.
- Tahap Sekunder: Muncul ruam pada telapak tangan dan kaki, disertai demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
- Tahap Tersier: Tahap ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ dalam, sistem saraf, dan sistem kardiovaskular.
Faktor Pemicu Peningkatan Kasus Sifilis
Beberapa faktor yang berkontribusi pada peningkatan kasus sifilis di Indonesia meliputi:
- Perilaku Seksual Berisiko: Hubungan seksual tanpa kondom dan berganti-ganti pasangan meningkatkan risiko penularan.
- Kurangnya Deteksi Dini: Banyak orang tidak menyadari telah terinfeksi karena gejala awal seringkali tidak jelas. Skrining rutin belum menjadi prioritas.
- Stigma Sosial: Rasa malu dan stigma membuat banyak orang enggan untuk melakukan pemeriksaan, yang mengakibatkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
- Penularan dari Ibu ke Anak: Sifilis kongenital, yang terjadi akibat infeksi pada ibu hamil yang tidak terdeteksi, merupakan ancaman serius bagi bayi.
- Keterbatasan Akses Kesehatan: Layanan tes dan pengobatan penyakit menular seksual (PMS) masih terbatas di daerah-daerah terpencil.
Tingkatkan Kewaspadaan!
Peningkatan kasus sifilis ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan seksual.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter atau pusat kesehatan masyarakat terdekat. Deteksi dan penanganan dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.