Jakarta – Israel kembali melancarkan serangan ke Yaman pada Sabtu (14/6/2025) malam, di tengah meningkatnya eskalasi konflik dengan Iran. Serangan ini menambah daftar panjang target militer Israel di kawasan Timur Tengah.
Brigadir Jenderal Effie Defrin, juru bicara militer Israel, mengkonfirmasi serangan tersebut pada Minggu (15/6/2025). Menurutnya, operasi ini adalah upaya pembunuhan yang ditargetkan terhadap Muhammad Al Ghamar, Kepala Staf Militer milisi Houthi yang berkuasa di Yaman.
"Semalam, bersamaan dengan serangan di Iran, jet tempur kami terbang lebih dari 2.000 kilometer dari Israel dan menyerang Sanaa, Yaman. Informasi lebih lanjut mengenai hasil serangan akan kami sampaikan kemudian," ujar Defrin.
Laporan dari media berbahasa Ibrani mengindikasikan bahwa Al Ghamar sedang mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Houthi lainnya saat serangan terjadi. Sumber di Yaman melaporkan bahwa serangan tersebut menargetkan markas komando Al Ghamar.
Setelah serangan, Houthi memberlakukan blokade jalan di sekitar lokasi kejadian dan ambulans dikerahkan. Al Ghamar, yang mendapatkan pelatihan di Iran, disebut-sebut sebagai koordinator utama antara Houthi dan Iran, serta pengawas program rudal Houthi.
Kelompok Houthi, yang didukung oleh Iran, telah melancarkan serangkaian serangan terhadap Israel dan kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza Palestina dan Hamas, yang terus-menerus diserang oleh Israel.
Konflik ini semakin memanas seiring dengan aksi saling serang antara Israel dan Iran. Ketegangan dipicu oleh serangan Israel terhadap Teheran dan sejumlah fasilitas nuklir pada Jumat dini hari, yang mengakibatkan tewasnya sejumlah ilmuwan nuklir dan tokoh militer Iran.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa serangan terhadap Iran bertujuan untuk mencegah negara tersebut memperoleh senjata nuklir. Tuduhan ini dibantah oleh Iran, yang menyatakan bahwa program nuklirnya hanya ditujukan untuk tujuan sipil.