Harga emas diprediksi akan terus mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Situasi geopolitik global yang memanas, terutama konflik di Timur Tengah, menjadi pendorong utama lonjakan harga logam mulia ini.
Analis memperkirakan harga emas berpotensi mencapai Rp 2 juta per gram jika eskalasi konflik terus berlanjut. Lukman Leong, seorang analis komoditas, memproyeksikan harga emas internasional dapat mencapai US$ 3.800 per troy ons, atau sekitar Rp 2,1 juta per gram dengan asumsi kurs saat ini.
"Eskalasi konflik Iran-Israel akan mempercepat kenaikan harga emas. Potensi kenaikan harga emas internasional masih cukup besar, diperkirakan akan naik setidaknya 10% tahun ini," ujarnya.
Data menunjukkan harga emas Antam Logam Mulia telah mencapai Rp 1.964.900 per gram.
Pengamat komoditas, Ibrahim Assuaibi, juga memiliki pandangan serupa. Ia memprediksi harga emas akan terus melonjak hingga mencapai Rp 2 juta per gram, dengan proyeksi harga tertinggi di US$ 3.500 per troy ons. Menurutnya, ketidakpastian geopolitik global mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti emas.
"Salah satu penyebabnya adalah situasi geopolitik di Timur Tengah yang terus memanas. Ketegangan politik di Eropa serta ketidakpastian negosiasi tarif impor AS dengan China juga turut mendukung penguatan harga emas," jelas Ibrahim.
Strategi Investasi Emas di Tengah Kenaikan Harga
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, memberikan tips tentang strategi membeli emas di tengah kondisi harga yang terus meningkat. Ia menyarankan untuk melakukan pembelian secara bertahap atau dollar averaging.
"Strategi yang lebih baik adalah membeli saat harga terkoreksi. Namun, dengan konflik yang terus ada dan tren harga yang terus naik, peluang koreksi saat ini kecil. Cara menyiasatinya adalah dengan membeli sedikit demi sedikit secara berkala, seperti konsep menabung," jelas Ariston.
Bagi investor yang sudah memiliki emas, Ariston menyarankan untuk menahan diri dari penjualan karena tren kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut, terutama selama eskalasi konflik di Timur Tengah masih berlangsung.