Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua Melalui Berbagai Upaya

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menempatkan pemberantasan malaria di Papua sebagai prioritas utama. Pasalnya, wilayah ini mencatat angka kasus penyakit yang disebabkan parasit Plasmodium tertinggi di Indonesia.

Direktur Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina Isturini, menekankan bahwa percepatan penurunan kasus di Papua merupakan langkah krusial. Lebih dari 90% kasus malaria di Indonesia terpusat di sana.

Data menunjukkan, 93% atau 508.120 kasus malaria di Indonesia berasal dari provinsi-provinsi di Papua, meliputi Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan.

Sebagai respons, Kemenkes menerapkan sejumlah strategi untuk mengeliminasi malaria di Papua. Salah satunya adalah mengintegrasikan skrining malaria ke dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk menjangkau lebih banyak orang.

Selain itu, Kemenkes meningkatkan jumlah kader yang bertugas melakukan tes malaria dan memberikan pengobatan langsung kepada pasien. Perbaikan lingkungan dan pengendalian vektor juga menjadi fokus, dengan menggandeng sektor swasta untuk mengubah kondisi lingkungan agar tidak mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles betina dan mengurangi kontak antara manusia dengan nyamuk.

Kemenkes juga menjalin kerja sama dengan Papua Nugini untuk eliminasi malaria, mengingat perbatasan kedua negara. Kerja sama ini akan diperkuat dalam Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination 2025 di Bali pada 16–17 Juni mendatang, yang akan dihadiri Menteri Kesehatan Papua Nugini, Elias Kapavore.

Kemenkes juga akan memperkuat komitmen dari para gubernur di Papua serta kepala daerah lainnya.

Asia Pacific Leader’s Summit on Malaria Elimination adalah platform regional yang bertujuan mempercepat eliminasi malaria di Asia Pasifik pada tahun 2030.

Scroll to Top