Indonesia Tegaskan Posisi Netral di Tengah Dinamika Global

Jakarta – Kehadiran Presiden Prabowo Subianto memenuhi undangan Presiden Rusia Vladimir Putin dan ketidakhadirannya di KTT G7 memicu berbagai spekulasi. Istana Kepresidenan menegaskan bahwa Indonesia tidak memihak blok manapun.

Kepala Kantor Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menekankan bahwa Indonesia tidak melihat dunia dalam perspektif hitam-putih. "Spekulasi tentang kecenderungan Indonesia ke blok tertentu tidak berdasar," ujarnya.

Indonesia akan berpartisipasi dalam forum internasional manapun yang sejalan dengan kepentingan nasional, tanpa dipengaruhi oleh hubungan bilateral dengan negara lain. Hasan mencontohkan keikutsertaan Indonesia dalam proses aksesi BRICS dan OECD secara bersamaan.

"OECD melibatkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Sementara itu, kita juga berproses menjadi anggota BRICS. Ini membuktikan bahwa kita tidak condong ke arah manapun. Kita akan bergabung dengan forum multilateral yang memberikan keuntungan strategis bagi bangsa," jelasnya.

Menurut Hasan, partisipasi Indonesia dalam forum seperti G20, APEC, serta proses aksesi BRICS dan OECD, menunjukkan komitmen negara untuk terlibat dalam kerja sama ekonomi global yang menguntungkan.

Indonesia berpegang teguh pada prinsip politik luar negeri bebas aktif. "Kita tidak akan masuk ke dalam blok militer atau pertahanan. Kita fokus pada blok ekonomi yang memberikan manfaat bagi bangsa," tegas Hasan, seraya mengharapkan agar spekulasi tentang sikap politik Indonesia dihentikan.

Scroll to Top